Sabtu, 29 September 2012

merindu. menjadi bagian dari gadis berkepang dua dengan balutan kain merah putih

aku rindu
bangun pagi dengan omelan-omelannya
suapan-suapan sarapan yang menemaniku memasang sepatu
ocehan-ocehan kecil tentang seberapa pentingnya bangun pagi bagi seorang gadis

aku rindu 
pulang dengan segala beban yang langsung hilang seiring cepatnya ceritaku padanya
disaat pulang bisa menikmati masakan lezatnya
menonton tv dengan tas, sepatu dan seragam yang berserakan

aku rindu 
merengek izinnya untuk bermain sepeda didepan rumah
kemudian pulang disaat dia menyuruh mandi
dan menikmati makan malam dengan kartun yang tak berhenti berputar

aku rindu
omelan-omelannya menyuruhku belajar
memarahiku saat aku ketahuan menyembunyikan angka 5 didalam meja belajarku
nasihat-nasihat singkatnya sembari membuatkan teh untukku dimalam yang sama 

aku merindu
merindunya yang dulu lebih sering mengomel dari pada bercengkrama
merindunya yang kini bahkan tak pernah lagi kutemui saat pulang kampus
merindunya yang berada 156 kilometer disana

aku merindu
kebawelan dipagi hari dengan suapan-suapan terpaksa
kemanjaan disore hari berharap ia tetap mau menemaniku bermain
kekesalan yang tak tertahan ketika ia malah memarahiku dengan semua nilai yang memerah

aku merindu, kapan tiba waktunya aku bisa kembali bermanja-manja didepannya
bercerita panjang lebar tak henti-hentinya
mendengar omelan-omelannya
yang bisa kulakukan hanyalah menunggu
kala tanggal merah menghampir, aku akan kembali melihat mukanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar