Rabu, 19 September 2012

aku tahu, sepatuku belum tentu muat untukmu

hujan baru saja berhenti, sepanjang pelajaran aku mengantuk
teringat betapa bencinya aku pada hujan; dinginnya membekukan
menunggu memang selalu melelahkan
tapi kali ini aku setia menunggu mentari bersinar diiringi sapuan 7 warna

dalam perjalanan pulang aku mampir ke sebuah taman
berlari diatas rumput dengan kaki telanjang
menghirup bau tanah segar dengan rumput-rumput menghijau

aku memang membenci hujan, yang kusuka hanyalah sambutan pelangi setelahnya
lalu kulihat sebuah kepompong kecil yang bergerak-gerak
kuamati sebentar dan kuputuskan untuk membantunya
kuambil sebatang ranting dan membuka bungkusan yang menghitam itu
akhirnya keluar sesosok manis dengan warna warni yang indah

kulempar ia keatas dengan maksud menerbangkannya
tapi naas dia malah kembali tertarik gravitasi
kemudian ia berjalan lemah dan terpincang-pincang
berkali-kali jatuh dan kemudian meregang nyawa
sedih, kukubur ia ditaman samping rumah

sebelum tidur aku berdoa untuknya, dan hanya kata maaf yang keluar
teringat kata bunda sesore tadi,
"kamu boleh melakukan hal-hal yang baik untuk sesama, tapi apa yang baik menurutmu belum tentu baik untuknya"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar