aku ada untuk menenangkanmu
kau tau?
kadang Tuhan membiarkanku terluka hanya agar kau tak tersakiti
kadang Tuhan memberikanku telinga yang lebih hanya agar kau bisa bebas bercerita
kadang Tuhan memberikanku jam tugas lembur agar aku bisa menemanimu
kadang Tuhan memberikanku kekuatan yang ekstra agar bahuku masih bisa tuk kau gunakan
tapi, tahukan kau?
Tuhan juga menginginkan anak-anak-Nya untuk merasa bahagia
kadang Tuhan memberikanku telinga yang lebih agar aku lebih peduli terhadap sekelilingku
kadang Tuhan memberikanku jam tugas lembur karena Dia tahu aku masih memiliki banyak tugas yang belum terselesaikan
kadang Tuhan memberikanku kekuatan yang ekstra agar aku masih mampu berdiri dikedua kaki ini dan tidak tumbang pada saat dibutuhkan
kau tahu aku selalu berusaha
berusaha ada disaat kau membutuhkan
berusaha menjadi sebaik yang aku bisa
karena aku manusia, sama sepertimu
maukah kau tidak berharap lebih dari yang dapat kuberikan?
Sabtu, 29 September 2012
#defense
orang bilang aku sok lemah
aku memang gadis penyakitan yang selalu bertahan untuk tak terlihat sakit
karena dengan menerima penyakit itu, hanya akan membuatku tambah sakit
orang bilang aku sok kuat
aku memang orang yang suka bekerja menggunakan seluruh inderaku
agar aku tak hanya menjadi onggokan daging tanpa otak
bukannya mau show off didepan semua orang
orang bilang aku terlalu jual mahal
aku memang mudah menyukai lawan jenis,
tapi rasa takut membuatku mengenyahkan keinginan hati untuk berkelana
orang bilang aku cengeng
aku memang selalu menangis
tapi itu hanya karena aku tidak bisa marah
orang bilang aku munafik
aku memang gadis penurut
yang selalu diajarkan bahwa marah bukanlah hal yang baik
lalu, aku hanya bisa kembali menangis dan menahan diri agar tak melakukan hal-hal jahat yang dilarang
menangisi diriku yang begitu lemah karena tak mampu bertindak
menangisi diriku yang tak pernah bisa melawan hanya karena menjunjung tinggi peraturan
kalian boleh mengata-ngataiku
kalian boleh menjelek-jelekanku
hanya kalau aku sudah memberi ijin diriku untuk direndahkan
kalian boleh berpandangan apapun tentangku
asal kalian sudah mengenalku sebelumnya
aku memang gadis penyakitan yang selalu bertahan untuk tak terlihat sakit
karena dengan menerima penyakit itu, hanya akan membuatku tambah sakit
orang bilang aku sok kuat
aku memang orang yang suka bekerja menggunakan seluruh inderaku
agar aku tak hanya menjadi onggokan daging tanpa otak
bukannya mau show off didepan semua orang
orang bilang aku terlalu jual mahal
aku memang mudah menyukai lawan jenis,
tapi rasa takut membuatku mengenyahkan keinginan hati untuk berkelana
orang bilang aku cengeng
aku memang selalu menangis
tapi itu hanya karena aku tidak bisa marah
orang bilang aku munafik
aku memang gadis penurut
yang selalu diajarkan bahwa marah bukanlah hal yang baik
lalu, aku hanya bisa kembali menangis dan menahan diri agar tak melakukan hal-hal jahat yang dilarang
menangisi diriku yang begitu lemah karena tak mampu bertindak
menangisi diriku yang tak pernah bisa melawan hanya karena menjunjung tinggi peraturan
kalian boleh mengata-ngataiku
kalian boleh menjelek-jelekanku
hanya kalau aku sudah memberi ijin diriku untuk direndahkan
kalian boleh berpandangan apapun tentangku
asal kalian sudah mengenalku sebelumnya
merindu. menjadi bagian dari gadis berkepang dua dengan balutan kain merah putih
aku rindu
bangun pagi dengan omelan-omelannya
suapan-suapan sarapan yang menemaniku memasang sepatu
ocehan-ocehan kecil tentang seberapa pentingnya bangun pagi bagi seorang gadis
aku rindu
pulang dengan segala beban yang langsung hilang seiring cepatnya ceritaku padanya
disaat pulang bisa menikmati masakan lezatnya
menonton tv dengan tas, sepatu dan seragam yang berserakan
aku rindu
merengek izinnya untuk bermain sepeda didepan rumah
kemudian pulang disaat dia menyuruh mandi
dan menikmati makan malam dengan kartun yang tak berhenti berputar
aku rindu
omelan-omelannya menyuruhku belajar
memarahiku saat aku ketahuan menyembunyikan angka 5 didalam meja belajarku
nasihat-nasihat singkatnya sembari membuatkan teh untukku dimalam yang sama
aku merindu
merindunya yang dulu lebih sering mengomel dari pada bercengkrama
merindunya yang kini bahkan tak pernah lagi kutemui saat pulang kampus
merindunya yang berada 156 kilometer disana
aku merindu
kebawelan dipagi hari dengan suapan-suapan terpaksa
kemanjaan disore hari berharap ia tetap mau menemaniku bermain
kekesalan yang tak tertahan ketika ia malah memarahiku dengan semua nilai yang memerah
aku merindu, kapan tiba waktunya aku bisa kembali bermanja-manja didepannya
bercerita panjang lebar tak henti-hentinya
mendengar omelan-omelannya
yang bisa kulakukan hanyalah menunggu
kala tanggal merah menghampir, aku akan kembali melihat mukanya
bangun pagi dengan omelan-omelannya
suapan-suapan sarapan yang menemaniku memasang sepatu
ocehan-ocehan kecil tentang seberapa pentingnya bangun pagi bagi seorang gadis
aku rindu
pulang dengan segala beban yang langsung hilang seiring cepatnya ceritaku padanya
disaat pulang bisa menikmati masakan lezatnya
menonton tv dengan tas, sepatu dan seragam yang berserakan
aku rindu
merengek izinnya untuk bermain sepeda didepan rumah
kemudian pulang disaat dia menyuruh mandi
dan menikmati makan malam dengan kartun yang tak berhenti berputar
aku rindu
omelan-omelannya menyuruhku belajar
memarahiku saat aku ketahuan menyembunyikan angka 5 didalam meja belajarku
nasihat-nasihat singkatnya sembari membuatkan teh untukku dimalam yang sama
aku merindu
merindunya yang dulu lebih sering mengomel dari pada bercengkrama
merindunya yang kini bahkan tak pernah lagi kutemui saat pulang kampus
merindunya yang berada 156 kilometer disana
aku merindu
kebawelan dipagi hari dengan suapan-suapan terpaksa
kemanjaan disore hari berharap ia tetap mau menemaniku bermain
kekesalan yang tak tertahan ketika ia malah memarahiku dengan semua nilai yang memerah
aku merindu, kapan tiba waktunya aku bisa kembali bermanja-manja didepannya
bercerita panjang lebar tak henti-hentinya
mendengar omelan-omelannya
yang bisa kulakukan hanyalah menunggu
kala tanggal merah menghampir, aku akan kembali melihat mukanya
Minggu, 23 September 2012
kau tak tahu
kau tak tahu
kau tak tahu apapun tentang aku
tentang duniaku
kau tak tahu bagaimana rasanya menjadi aku
jelas saja, kau bukanlah aku
kau tak tahu bagaimana rasanya mengorbankan banyak hal
yang sama sekali tak dihargai
kau tak tahu bagaimana rasanya dicerca banyak orang
hanya untuk mempertahankan kepercayaan orang lain
kau tak tahu bagaimana rasanya
rasanyaa ...
ah sudahlah,
sampai kapanpun kau tak akan mengerti karena itulah kamu
hanya ingin dimengerti
semua hanya tentang kamu dan kebenaran-kebenaran yang kau anut
tentang kamu dan masalah-masalahmu
kamu dan semua angan-anganmu
kau tak tahu apapun tentang aku
tentang duniaku
kau tak tahu bagaimana rasanya menjadi aku
jelas saja, kau bukanlah aku
kau tak tahu bagaimana rasanya mengorbankan banyak hal
yang sama sekali tak dihargai
kau tak tahu bagaimana rasanya dicerca banyak orang
hanya untuk mempertahankan kepercayaan orang lain
kau tak tahu bagaimana rasanya
rasanyaa ...
ah sudahlah,
sampai kapanpun kau tak akan mengerti karena itulah kamu
hanya ingin dimengerti
semua hanya tentang kamu dan kebenaran-kebenaran yang kau anut
tentang kamu dan masalah-masalahmu
kamu dan semua angan-anganmu
selamat malam
bahkan hanya dengan sepintas "selamat malam" saja, aku merasa lega.
tahu kau mengkhawatirkanku saat itu,
tapi hanya bisa diam demi menungguku tenang.
tahu kau mengkhawatirkanku saat itu,
tapi hanya bisa diam demi menungguku tenang.
Sabtu, 22 September 2012
beda bodoh dan baik
I : ketika lu mau saja disuruh ini-itu oleh orang lain, berarti boleh kan gue anggep lu bodoh
L : kalau menurut saya itu baik, gimana?
I : bodoh dan baik itu beda tipis loh yaa
L : ...
hari ini gue membaca beberapa tulisan, dan satu diantaranya membuat gue menyadari sesuatu.
Inti dari tulisan tersebut membicarakan tentang sistem "tak and give" dalam pertemanan yang dirasa terlalu gamblang menyatakan bahwa manusia itu rakus; yang kemudian dimodifikasi menjadi "give first, take if they want us to take it".
alasannya adalah, mereka ragu apakah "jika kita mengasihi, maka kita akan balik dikasihi" akan selalu berlaku.
banyak orang yang beranggapan bahwa orang yang selalu berkorban untuk orang lain adalah bodoh. ketika kita mau saja melakukan ini-itu untuk orang lain tanpa imbalan, maka kita bodoh.
kalo menurut gue, bodoh dan baik itu memang beda tipis.
tapi sebenarnya itu hanyalah persepsi, dan tidak ada persepsi yang salah.
ketika gue tahu apa yang gue lakukan dan gue tulus melakukannya, maka gue anggap itu sebuah kebaikan.
porselin, petani dan saudagar kaya
ketika menemukan sesuatu yang berharga dan susah didapat,
aku cenderung memegangnya dengan hati-hati
sangat hati-hati malah
takut bergerak sedikit saja, dia bisa jatuh berkeping-keping
takut menghembuskan napas sedikit saja, dia bisa terbang dan tak kembali lagi
ketakutan terbesar adalah, aku jatuh hancur remuk redam untuk mempertahankan keutuhannya,
tapi dia malah pergi meninggalkanku dengan orang yang bisa menghargainya lebih
dan kemudian aku yang petani miskin ini tak tahu bagaimana caranya memperbaiki diri
aku cenderung memegangnya dengan hati-hati
sangat hati-hati malah
takut bergerak sedikit saja, dia bisa jatuh berkeping-keping
takut menghembuskan napas sedikit saja, dia bisa terbang dan tak kembali lagi
ketakutan terbesar adalah, aku jatuh hancur remuk redam untuk mempertahankan keutuhannya,
tapi dia malah pergi meninggalkanku dengan orang yang bisa menghargainya lebih
dan kemudian aku yang petani miskin ini tak tahu bagaimana caranya memperbaiki diri
dia dan imajinasinya
kali ini aku jatuh hati
nyata, meski aku tak tahu bagaimana rasanya jatuh hati
aku hanya jatuh hati
jatuh hati pada senyumnya yang lemah dengan brewok yang tak rapi
jatuh hati pada tulisannya yang membuatku tergugah
yang diukir dengan setiap makna disetiap katanya
tak habis pikir mengapa dia yang dengan tampilan seperti itu
bisa menghasilkan sesuatu yang sangat menyentuh
yang tadinya kosong, sekarang rasanya penuh
sangat penuh diisi dia dan imajinasinya yang melayang-layang
ingin rasanya mengenalnya lebih jauh
menjadi sepertinya bahkan lebih
aku bersyukur bisa mengenalnya, meski terlambat
tapi yang kutahu, tak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang baik
egois katamu? apapun itu, aku hanya tak kuat
berdiri di dua pilihan
rasanya tak semenyenangkan dulu
dulu disaat aku masih sangat ingin menunjukkan kebisaanku pada mereka
dulu disaat aku masih sangat maruk mengambil semua yang aku inginkan
berdiri di dua pilihan
rasanya kali ini menyesakkan
ketika aku sudah membangun tembok setinggi yang kubisa
lalu dengan besarnya mereka meruntuhkannya hanya dengan sentilan jari
dan kemudian aku kembali terombang ambingkan angin
berdiri di dua kepentingan
rasanya kali ini menjengkelkan
ketika aku memilih untuk mengerjakan ini dan itu
kemudian hanya mendapatkan kata "salah" dari setiap orang yang melihat
bahkan mereka hanya melihat tanpa ikut campur tangan
berdiri di dua posisi
rasanya sangat menyakitkan
memposisikan diri senetral mungkin
tapi hasrat ini menginginkan lebih
mengingkan sebesar yang pernah kuberi
berdiri di dua perasaan
berusaha membuat mereka tersenyum sumringah
disaat akupun sangat susah untuk memulas senyum
yang kutahu hanyalah mereka ingin dimengerti
berdiri di dua kaki
seharusnya adalah hal yang sangat sangat mudah
menyeimbangkan tubuh dengan simetris
tanpa peduli kiri dan kanan berada dimana
seharusnya dua kaki sudah cukup untuk berdiri di dua tempat
tapi ketika mereka tak lagi berjalan beriringan, hanya sakit yang terasa
mereka berjalan ke arah yang berjauhan tanpa peduli susahnya tubuh ini menahan
untuk berdiri tegak tanpa tergoyahkan
tapi akhirnya ketika aku tak kuat seimbang,
yang bisa aku lakukan hanyalah mengangkat satu kaki
menyatukannya dengan kaki yang lain dan melepas pilihan yang satu
hanya itu yang bisa kulakukan agar aku tak tersakiti
rasanya tak semenyenangkan dulu
dulu disaat aku masih sangat ingin menunjukkan kebisaanku pada mereka
dulu disaat aku masih sangat maruk mengambil semua yang aku inginkan
berdiri di dua pilihan
rasanya kali ini menyesakkan
ketika aku sudah membangun tembok setinggi yang kubisa
lalu dengan besarnya mereka meruntuhkannya hanya dengan sentilan jari
dan kemudian aku kembali terombang ambingkan angin
berdiri di dua kepentingan
rasanya kali ini menjengkelkan
ketika aku memilih untuk mengerjakan ini dan itu
kemudian hanya mendapatkan kata "salah" dari setiap orang yang melihat
bahkan mereka hanya melihat tanpa ikut campur tangan
berdiri di dua posisi
rasanya sangat menyakitkan
memposisikan diri senetral mungkin
tapi hasrat ini menginginkan lebih
mengingkan sebesar yang pernah kuberi
berdiri di dua perasaan
berusaha membuat mereka tersenyum sumringah
disaat akupun sangat susah untuk memulas senyum
yang kutahu hanyalah mereka ingin dimengerti
berdiri di dua kaki
seharusnya adalah hal yang sangat sangat mudah
menyeimbangkan tubuh dengan simetris
tanpa peduli kiri dan kanan berada dimana
seharusnya dua kaki sudah cukup untuk berdiri di dua tempat
tapi ketika mereka tak lagi berjalan beriringan, hanya sakit yang terasa
mereka berjalan ke arah yang berjauhan tanpa peduli susahnya tubuh ini menahan
untuk berdiri tegak tanpa tergoyahkan
tapi akhirnya ketika aku tak kuat seimbang,
yang bisa aku lakukan hanyalah mengangkat satu kaki
menyatukannya dengan kaki yang lain dan melepas pilihan yang satu
hanya itu yang bisa kulakukan agar aku tak tersakiti
belum saatnya
dan sepertinya, sampai detik ini, keberanian masih dapat dikalahkan oleh rasa tidak enak
dibuktikan dengan banyaknya post yang masih disimpan dan tak di publish.
aku yang mudah tergoyahkan
sesore tadi, gue dan beberapa temen gue mendatangi seorang kakak untuk mendiskusikan konsep sebuah film.
satu yang menjadi perdebatan gue dengan kakak tersebut adalah bagaimana sudut pandang kami terhadap film yang ingin kami buat.
B : kalo gue sih bikin
film ya bikin aja. Apa yang pengen gue sajikan, ya itulah yang gue
buat. terlepas dari penonton mengerti atau enggak, yang penting gue
pengennya bikin film yang kayak begitu.
L : kalo menurut aku sih kak, film yang bagus itu yang dimengerti penonton. sehingga mereka bisa mengapresiasikan film yang sudah susah payah kita buat.
seenggaknya, mereka tertarik karena cerita didalamnya memiliki kesamaan dengan mereka. jadi aku pengen bikin film seperti yang diinginkan penonton ...
B : coba deh kamu nulis dulu. jangan liat apa kata pembaca. tulis apapun yang kamu pikirkan. yang kamu pengen. jujur aja sama diri kamu sendiri.
...
oke, dan gue mendapat PR untuk menulis dengan jujur apa yang gue pikirkan. jadi, maap-maap aja kalo tulisan-tulisan berikutnya akan frontal dan sangat emosional.
silahkan membaca :)
Rabu, 19 September 2012
sia-sia :|
"ngga ada yang namanya kesempatan ketiga. yang ada itu cuma kesempatan kedua" kataku pada satu waktu
... tapi benar, melakukan tidaklah segampang memberikan sebuah nasihat ...
coba saja lihat, ketika kesempatan itu datang aku hanya berkata, "kalo jodoh engga kemana, pasti ada kesempatan kedua"
selang beberapa menit dia kembali lewat, dan harusnya aku sadar itulah kesempatan keduaku
dan harusnya aku sadar kesempatan kedua yang disia-siakan tidak akan diikuti oleh kesempatan ketiga dan kesempatan-kesempatan yang lain
tentang rasa
dengarkah kamu?
hatiku meronta, berteriak memanggilmu
tapi hanya lewat hati
dengarkah kamu?
pikiranku berkelana berharap kau juga sama
tapi tak kunjung bertatap
masihkah ada kosong disana?
hatiku lelah ingin berteduh
tempat kecil yang damai
yang bisa membuatku tersenyum sepanjang hari
aku ingin kamu
senyummu, tingkahmu, malumu
tak ingin yang lain
rasa itu masih sama
masih tetap dan tak pudar oleh waktu
hati ini ingin satu
kau bilang, "juga sama"
hatiku meronta, berteriak memanggilmu
tapi hanya lewat hati
dengarkah kamu?
pikiranku berkelana berharap kau juga sama
tapi tak kunjung bertatap
masihkah ada kosong disana?
hatiku lelah ingin berteduh
tempat kecil yang damai
yang bisa membuatku tersenyum sepanjang hari
aku ingin kamu
senyummu, tingkahmu, malumu
tak ingin yang lain
rasa itu masih sama
masih tetap dan tak pudar oleh waktu
hati ini ingin satu
kau bilang, "juga sama"
aku bodoh, saat itu
bodoh memang, tapi aku tak tahu apa lagi yang bisa kulakukan
bodoh itu,
ketika pertama aku malah melakukan hal-hal yang terlihat aneh bagimu
kedua kali, aku malah membuang muka dan berlari ke toilet untuk bersembunyi
bodoh itu,
aku diberi kesempatan namun malah menyia-nyiakannya
seperti ketika kau mengantarku pulang dan aku hanya diam
ketika kau menggenggam tanganku dan aku membuatmu malu
saling mencuri pandang saat yang satu tak melihat
menyembunyikan senyum saat yang lain melakukan hal aneh
berharap agar dapat menatapnya lagi
lalu ketika akhirnya dia pergi, hanya sesal yang tersisa
bodoh itu, kamu tahu aku tahu dan kita sama-sama ragu
bodoh itu,
ketika pertama aku malah melakukan hal-hal yang terlihat aneh bagimu
kedua kali, aku malah membuang muka dan berlari ke toilet untuk bersembunyi
bodoh itu,
aku diberi kesempatan namun malah menyia-nyiakannya
seperti ketika kau mengantarku pulang dan aku hanya diam
ketika kau menggenggam tanganku dan aku membuatmu malu
saling mencuri pandang saat yang satu tak melihat
menyembunyikan senyum saat yang lain melakukan hal aneh
berharap agar dapat menatapnya lagi
lalu ketika akhirnya dia pergi, hanya sesal yang tersisa
bodoh itu, kamu tahu aku tahu dan kita sama-sama ragu
aku tahu, sepatuku belum tentu muat untukmu
hujan baru saja berhenti, sepanjang pelajaran aku mengantuk
teringat betapa bencinya aku pada hujan; dinginnya membekukan
menunggu memang selalu melelahkan
tapi kali ini aku setia menunggu mentari bersinar diiringi sapuan 7 warna
dalam perjalanan pulang aku mampir ke sebuah taman
berlari diatas rumput dengan kaki telanjang
menghirup bau tanah segar dengan rumput-rumput menghijau
aku memang membenci hujan, yang kusuka hanyalah sambutan pelangi setelahnya
lalu kulihat sebuah kepompong kecil yang bergerak-gerak
kuamati sebentar dan kuputuskan untuk membantunya
kuambil sebatang ranting dan membuka bungkusan yang menghitam itu
akhirnya keluar sesosok manis dengan warna warni yang indah
kulempar ia keatas dengan maksud menerbangkannya
tapi naas dia malah kembali tertarik gravitasi
kemudian ia berjalan lemah dan terpincang-pincang
berkali-kali jatuh dan kemudian meregang nyawa
sedih, kukubur ia ditaman samping rumah
sebelum tidur aku berdoa untuknya, dan hanya kata maaf yang keluar
teringat kata bunda sesore tadi,
"kamu boleh melakukan hal-hal yang baik untuk sesama, tapi apa yang baik menurutmu belum tentu baik untuknya"
teringat betapa bencinya aku pada hujan; dinginnya membekukan
menunggu memang selalu melelahkan
tapi kali ini aku setia menunggu mentari bersinar diiringi sapuan 7 warna
dalam perjalanan pulang aku mampir ke sebuah taman
berlari diatas rumput dengan kaki telanjang
menghirup bau tanah segar dengan rumput-rumput menghijau
aku memang membenci hujan, yang kusuka hanyalah sambutan pelangi setelahnya
lalu kulihat sebuah kepompong kecil yang bergerak-gerak
kuamati sebentar dan kuputuskan untuk membantunya
kuambil sebatang ranting dan membuka bungkusan yang menghitam itu
akhirnya keluar sesosok manis dengan warna warni yang indah
kulempar ia keatas dengan maksud menerbangkannya
tapi naas dia malah kembali tertarik gravitasi
kemudian ia berjalan lemah dan terpincang-pincang
berkali-kali jatuh dan kemudian meregang nyawa
sedih, kukubur ia ditaman samping rumah
sebelum tidur aku berdoa untuknya, dan hanya kata maaf yang keluar
teringat kata bunda sesore tadi,
"kamu boleh melakukan hal-hal yang baik untuk sesama, tapi apa yang baik menurutmu belum tentu baik untuknya"
Selasa, 18 September 2012
terimakasih, dan sekarang ini giliranku
lihatkah kau gadis mungil yang duduk dipojokan sana?
yang hanya bisa tertunduk sambil tersenyum malu
lihatkah kau gadis mungil yang tak bersua itu?
yang dulu hanya bisa mengangguk tanpa mengucap sepatah pun
lihatkah kau gadis mungil yang berjalan kikuk disana?
yang tak pernah tahu harus berjalan ke arah mana
lihatkah kau gadis mungil yang buta itu?
tak pernah bisa mengambil kesempatan di saat yang tepat
aku melihatnya
dan aku melihatnya berbeda
menjadi lebih besar dari sebelumnya
tak lagi bisu dan tertunduk malu, tapi malah berceloteh riang
tak lagi buta arah, tapi sekarang mulai menuntun arah
dan aku melihat gadis mungil itu tersenyum kepadaku
sorot mata lembutnya seakan berkata "terima kasih"
"ya, terima kasih dan sekarang giliranku"
yang hanya bisa tertunduk sambil tersenyum malu
lihatkah kau gadis mungil yang tak bersua itu?
yang dulu hanya bisa mengangguk tanpa mengucap sepatah pun
lihatkah kau gadis mungil yang berjalan kikuk disana?
yang tak pernah tahu harus berjalan ke arah mana
lihatkah kau gadis mungil yang buta itu?
tak pernah bisa mengambil kesempatan di saat yang tepat
aku melihatnya
dan aku melihatnya berbeda
menjadi lebih besar dari sebelumnya
tak lagi bisu dan tertunduk malu, tapi malah berceloteh riang
tak lagi buta arah, tapi sekarang mulai menuntun arah
dan aku melihat gadis mungil itu tersenyum kepadaku
sorot mata lembutnya seakan berkata "terima kasih"
"ya, terima kasih dan sekarang giliranku"
mari bermimpi
kamu dihari ini adalah kumpulan mimpimu dari hari kemarin
kamu dihari depan adalah kumpulan mimpimu mulai hari ini
maka bermimpilah, dan lakukan apapun yang bisa kamu lakukan
agar impianmu nantinya akan tercapai
you can't change WIND direction, but you only can change your WINGS direction
-kutipan-kutipan yang dibawakan pada kegiatan PYLOT-
maaf maaf maaf
jangan terlalu sering mengucapkan sebuah kata.
bisa-bisa, nanti esensi kata itu akan hilang.
-seorang teman-
anakku nanti ...
kalau nanti aku punya anak, aku akan mengajarkannya menyampaikan perasaan dengan lebih gamblang
mengatakan "selamat tidur ayah-bunda" disetiap malamnya
menyapa "selamat pagi ayah-bunda" disaat ia terbangun menyapa mentari
tersenyum "aku kangen ayah-bunda" disaat ia merasa rindu
"aku sayang ayah-bunda" disaat ia merasa berterima kasih
aku juga akan mengajarkannya berani menyampaikan perasaannya kepada teman-temannya
"kamu jangan gitu, aku nggak suka" disaat ada yang mengganggunya
"aku sayang kamu" disaat ia menyayangi orang lain
"kamu teman terbaik" sebagai ungkapan terimakasihnya
"maaf, tolong dan terimakasih" tiga kata ajaib bagiku
aku juga akan mengajarkannya berbesar hati dan mengambil resiko saat ada yang mengejeknya jelek atau comel
aku ingin anakku nanti tak selemah aku
ia harus lebih berani menyampaikan perasaannya
ia juga harus bisa lapang dada menerima perasaan orang lain kepadanya
tak seperti bundanya yang belum-belum, sudah malu menyampaikan perasaan ke orang lain
belum-belum, sudah canggung didepan orang lain
yang belum-belum, sudah menangis sedih ketika orang yang kita sayang pergi tanpa tahu kita menyayanginya
mengatakan "selamat tidur ayah-bunda" disetiap malamnya
menyapa "selamat pagi ayah-bunda" disaat ia terbangun menyapa mentari
tersenyum "aku kangen ayah-bunda" disaat ia merasa rindu
"aku sayang ayah-bunda" disaat ia merasa berterima kasih
aku juga akan mengajarkannya berani menyampaikan perasaannya kepada teman-temannya
"kamu jangan gitu, aku nggak suka" disaat ada yang mengganggunya
"aku sayang kamu" disaat ia menyayangi orang lain
"kamu teman terbaik" sebagai ungkapan terimakasihnya
"maaf, tolong dan terimakasih" tiga kata ajaib bagiku
aku juga akan mengajarkannya berbesar hati dan mengambil resiko saat ada yang mengejeknya jelek atau comel
aku ingin anakku nanti tak selemah aku
ia harus lebih berani menyampaikan perasaannya
ia juga harus bisa lapang dada menerima perasaan orang lain kepadanya
tak seperti bundanya yang belum-belum, sudah malu menyampaikan perasaan ke orang lain
belum-belum, sudah canggung didepan orang lain
yang belum-belum, sudah menangis sedih ketika orang yang kita sayang pergi tanpa tahu kita menyayanginya
lagi mellow
malem ini, seperti biasa gue dikamar sendirian
mengerjakan tugas-tugas yang menumpuk diam pasrah menunggu dibuka
sambil menyenandungkan lagu-lagu di playlist
kemudian setelah dua dari tiga tugas selesai gue lahap, gue berencana untuk refreshing sebentar
tapi tiba-tiba dari playlist gue terdengan alunan merdu sebuah lagu yang tiba-tiba saja membuat gue langsung miris
dengan backsound lagu bunda, seorang motivator mengumandangkan kata-kata motivasinya seperti biasa
ia mengangkat topik tentang seorang bunda
gue hanya bisa terdiam sambil mendengarnya
bahkan tersenyum pun susah rasanya
tetes demi tetes berjatuhan di pipi
lalu gue berpikir,
kapan terakhir kali gue mengunjungi rumah?
kapan terakhir kali mama gue nelpon dan curhat panjang lebar?
kapan terakhir kali gue sms sekedar say hello dan menanyakan keadaannya?
mungkin belum di minggu ini
mungkin belum di bulan ini
bahkan disaat gue liburan dirumah pun, hal yang terpikirkan oleh gue hanyalah bagaimana caranya menghabiskan liburan yang membosankan dirumah dan kembali ke jatinangor yang sempit ini
padahal dirumah, mama gue sangat senang anaknya pulang meski hanya dua sampai tiga hari
padahal dirumah, mama gue berusaha melakukan hal-hal yang sangat susah ia lakukan
memasak makanan kesukaan gue disaat dia sudah jarang memasak untuk keluarga
membereskan rumah lebih sering disaat dia sudah tak kuat lagi berdiri terlalu lama
mengajak gue berjalan-jalan disaat bahkan darah rendahnya kumat setiap saat
tapi gue, tidak menghabiskan makanan yang ia buatkan
gue malah kembali menaruh perabot di tempat yang salah
dan gue dengan entengnya menolak semua ajakannya untuk berjalan-jalan dengan alasan MALAS
anak macam apa gue?
harusnya gue bersyukur mama gue masih mau kuat didepan anak-anaknya
menghemat setiap pengeluaran hanya agar gue bisa hidup berkecukupan disini
menolak pengobatan medis hanya agar anak-anaknya yang lain tak terbengkalai dirumah
tertidur lebih lama hanya untuk mengecek apakah anak-anaknya sudah belajar dan tidur dengan nyenyak dan tak lupa mendoakan mereka
kali ini, gue berjanji akan belajar lebih rajin
tak lagi membuang-buang makanan
menuruti semua pinta dan inginnya
mengerjakan tugas-tugas yang menumpuk diam pasrah menunggu dibuka
sambil menyenandungkan lagu-lagu di playlist
kemudian setelah dua dari tiga tugas selesai gue lahap, gue berencana untuk refreshing sebentar
tapi tiba-tiba dari playlist gue terdengan alunan merdu sebuah lagu yang tiba-tiba saja membuat gue langsung miris
dengan backsound lagu bunda, seorang motivator mengumandangkan kata-kata motivasinya seperti biasa
ia mengangkat topik tentang seorang bunda
gue hanya bisa terdiam sambil mendengarnya
bahkan tersenyum pun susah rasanya
tetes demi tetes berjatuhan di pipi
lalu gue berpikir,
kapan terakhir kali gue mengunjungi rumah?
kapan terakhir kali mama gue nelpon dan curhat panjang lebar?
kapan terakhir kali gue sms sekedar say hello dan menanyakan keadaannya?
mungkin belum di minggu ini
mungkin belum di bulan ini
bahkan disaat gue liburan dirumah pun, hal yang terpikirkan oleh gue hanyalah bagaimana caranya menghabiskan liburan yang membosankan dirumah dan kembali ke jatinangor yang sempit ini
padahal dirumah, mama gue sangat senang anaknya pulang meski hanya dua sampai tiga hari
padahal dirumah, mama gue berusaha melakukan hal-hal yang sangat susah ia lakukan
memasak makanan kesukaan gue disaat dia sudah jarang memasak untuk keluarga
membereskan rumah lebih sering disaat dia sudah tak kuat lagi berdiri terlalu lama
mengajak gue berjalan-jalan disaat bahkan darah rendahnya kumat setiap saat
tapi gue, tidak menghabiskan makanan yang ia buatkan
gue malah kembali menaruh perabot di tempat yang salah
dan gue dengan entengnya menolak semua ajakannya untuk berjalan-jalan dengan alasan MALAS
anak macam apa gue?
harusnya gue bersyukur mama gue masih mau kuat didepan anak-anaknya
menghemat setiap pengeluaran hanya agar gue bisa hidup berkecukupan disini
menolak pengobatan medis hanya agar anak-anaknya yang lain tak terbengkalai dirumah
tertidur lebih lama hanya untuk mengecek apakah anak-anaknya sudah belajar dan tidur dengan nyenyak dan tak lupa mendoakan mereka
kali ini, gue berjanji akan belajar lebih rajin
tak lagi membuang-buang makanan
menuruti semua pinta dan inginnya
-memang terkadang kita butuh tamparan untuk menyadarkan kita bahwa kita telah berbuat salah-
Kamis, 13 September 2012
#kode
ada kalanya disaat kita bicara
kita hanya ingin didengar
ada kalanya disaat kita berpikir
kita hanya ingin disadarkan
ada kalanya disaat kita berusaha
kita hanya ingin dilihat
tapi, ada kalanya disaat kita bekerja sangat keras
kita hanya ingin disuruh beristirahat
kita hanya ingin didengar
ada kalanya disaat kita berpikir
kita hanya ingin disadarkan
ada kalanya disaat kita berusaha
kita hanya ingin dilihat
tapi, ada kalanya disaat kita bekerja sangat keras
kita hanya ingin disuruh beristirahat
aku mau
nggak ada yang namanya BISA atau NGGAK BISA
yang ada MAU atau NGGAK MAU
dan apapun yang kamu kerjakan, perbuatlah itu dalam doa
maka kamu akan diberikan kekuatan untuk mengerjakannya
si kecil ini menjadi semakin kecil
pagi-pagi ...
"aduuuh gue capeeek. pengen bgt tiba-tiba pingsan, trus bangun-bangun udah lewat beberapa hari" kata gue sambil tiduran di kursi
"heh. lu ngomong apasih? lu tuh ngga bisa nyekip hari. tapi lu bisa nyediain waktu buat istirahat. kenapa mesti mencoba hal yang lu ngga bisa, cobalah lakukan hal yang lu bisa" -owl sambil ngomel-ngomel ke gue
siangnya ...
"ayo sini main-main"
"yah aku nggabisa ikutan bang. masi harus rapat, trus ada ngumpul lagi"
"rapat mulu, rapat mulu. kamu tuh punya waktu buat ngurusin orang lain, tapi gapunya waktu untuk ngurusin diri sendiri" -bang Iqbal ditengah usahanya ngajakin anak-anak ikutan Body Movement
sedikit tertampar sih. eh bukan. bukan sedikit, tapi banyak.
tapi mau gimana lagi?
kalo dibilang capek, ya gue capek.
jenuh banget apalagi.
tapi ini yang namanya tugas dan tanggung jawab.
kalo engga mau, ngga usah minta.
kalo engga sanggup, baru boleh minta bantuan.
terimakasih atas kejadian tampar-tamparannya
sekarang gue sadar mesti istirahat :)
Rabu, 12 September 2012
istimewa
![]() |
| Kita istimewa karena menjadi apa adanya |
![]() |
| Kita istimewa karena mau saling menerima |
![]() | |
| Kita istimewa karena kita bersama-sama dan tak pernah meninggalkan |
![]() |
| Kita istimewa karena mau berusaha bekerja sama |
![]() |
| Terlebih kita istimewa karena kita keluarga |
"setiap orang adalah istimewa
meskipun kalian melihat orang lain istimewa, tetapi kalian pribadi juga adalah istimewa
ketika sebuah kelompok menjadi istimewa
hal itu karena terdapat orang-orang yang juga istimewa didalamnya"
-bang Iqbal
![]() |
| Kita terlihat istimewa dari luar, karena kita memang istimewa di dalam |
![]() |
| Kita istimewa karena memang itulah kita |
![]() | |||
| Kita istimewa karena kita mau saling belajar |
![]() |
| Terlebih kita istimewa karena mau saling menopang |
nb : kebanggaan menjadi bagian dari kalian adalah kebanggan yang tak tertuliskan :)
kalau keistimewaan itu memang berasal dari diri kita masing-masing,
bisakah hingga nanti kita tetap seistimewa ini?
bisakah kenangan ini tetap dan tidak berubah?
tak banyak yang kupinta,
apapun yang terjadi, yakinilah kita semua tak akan pernah saling meninggalkan :)
untuk kalian semua yang istimewa
Selasa, 11 September 2012
saya tidak mengeluh
mungkin dulu...
aku hanya bisa diam saat merasa senang
bahkan diam disaat merasa sedih
juga diam disaat merasa tertekan
seperti angin yang tak terlihat
aku pengen mengetahui segala hal
aku pengen mengerti semua orang
tanpa harus capek-capek mencari tau
tanpa harus susah-susah menghindari tatapan semua orang
tapi mungkin saat ini...
aku sadar kalo aku punya mulut yang bisa dipakai untuk berbicara
aku juga punya tangan untuk mengacung
aku bahkan punya badan untuk bergerak
aku hanya pengen dunia ikut seneng saat aku sedang seneng
hanya pengen dunia menghibur saat aku sedang sedih
aku juga pengen dunia ngerasaain kalau aku menjadi kuat disetiap harinya
menjadi lebih kuat disetiap kejadian yang dia berikanseperti angin yang tak terlihat
tapi bisa menghantarkan sejuk di kala panas datang
yang bisa tetap menyambut rumput bergoyang dipagi hari
yang bisa menghubungkan semua sukacita menjadi suatu yang hangat
aku ingin jadi seperti angin
yang meski tak terlihat, tapi kita tahu dia ada
yang memang tak dapat disentuh, tapi kita merasakan keberadaannya
menghantarkan semua perasaan keluar masuk
ya, seperti angin
kamu tak perlu tahu aku ada
cukup kamu sadari bagaimana perasaanku
seberapa tulus aku menunggu
dan seberapa kuat aku bertahan
cuma itu...
Minggu, 09 September 2012
ini jawabannya
sahabat itu...
seperti angin
kalo ngga ada angin, saya ngga bisa napas
kalo ngga bisa napas, saya ngga bisa hidup
kalo saya ngga hidup, saya akan mati
tapi angin tidak hanya sebatas itu saja
angin juga bisa menghembuskan (segelintir) kebahagiaan
atau menghembuskan kesenangan
dan juga menghembuskan rasa-rasa yang lain
nb : akhirnya ditemukan.
sumber : video LP 2011
seperti angin
kalo ngga ada angin, saya ngga bisa napas
kalo ngga bisa napas, saya ngga bisa hidup
kalo saya ngga hidup, saya akan mati
tapi angin tidak hanya sebatas itu saja
angin juga bisa menghembuskan (segelintir) kebahagiaan
atau menghembuskan kesenangan
dan juga menghembuskan rasa-rasa yang lain
nb : akhirnya ditemukan.
sumber : video LP 2011
Sabtu, 08 September 2012
ini namanya tulus
aku menyukainya
setiap kekonyolan yang ia lakukan
setiap kehebohan yang ia tunjukkan
semangat yang selalu ia tularkan
canda tawa yang tak pernah lepas dari bibir
keisengan-keisengan kecil yang meski menyebalkan, tapi tak kuasa mengulum senyum
aku menyukainya
ya dan dia berubah. dan aku tetap menyukainya
aku menyukai tiap tindak gentlenya, memberikan tempat duduknya untukku
membiarkan aku bengong sendirian dipojokan sedang ia menyusun kembali barang-barang berat yang berantakan
menanyakan kembali keadaanku dan memastikanku baik-baik saja
mereka bilang dia berubah
tapi aku masih menyukainya
tampak tegas dengan semua alasan-alasan konyolnya
terlihat masa bodo di depan semua orang, tapi memberikanku tumpangan saat malam datang
atau mencarikanku tumpangan saat dia sedang sibuk
tak membiarkanku untuk sekalipun hilang dari pengawasannya
mungkin dia memang berubah
tapi aku makin menyukainya
andai ada audisi untuk menjadi seorang kakak, dialah yang akan menjadi pemenang dihatiku :)
setiap kekonyolan yang ia lakukan
setiap kehebohan yang ia tunjukkan
semangat yang selalu ia tularkan
canda tawa yang tak pernah lepas dari bibir
keisengan-keisengan kecil yang meski menyebalkan, tapi tak kuasa mengulum senyum
aku menyukainya
ya dan dia berubah. dan aku tetap menyukainya
aku menyukai tiap tindak gentlenya, memberikan tempat duduknya untukku
membiarkan aku bengong sendirian dipojokan sedang ia menyusun kembali barang-barang berat yang berantakan
menanyakan kembali keadaanku dan memastikanku baik-baik saja
mereka bilang dia berubah
tapi aku masih menyukainya
tampak tegas dengan semua alasan-alasan konyolnya
terlihat masa bodo di depan semua orang, tapi memberikanku tumpangan saat malam datang
atau mencarikanku tumpangan saat dia sedang sibuk
tak membiarkanku untuk sekalipun hilang dari pengawasannya
mungkin dia memang berubah
tapi aku makin menyukainya
andai ada audisi untuk menjadi seorang kakak, dialah yang akan menjadi pemenang dihatiku :)
Jumat, 07 September 2012
si lemot belajar empati
saya tidak bisa; saya tidak tahu caranya; atau saya tidak mengerti.
adalah beberapa kata yang kerap diucapkan oleh orang-orang yang tidak mau mencoba seperti saya ini.
padahal, "bagaimana kamu bisa tahu itu semua sebelum mencobanya?"
malam ini, saya diajarkan untuk mulai berpikir bagaimana caranya untuk peka dan mulai melakukan hal-hal yang selama ini tidak saya lakukan
seperti mulai bersimpati dengan orang lain, yang selama ini tertunda
pemikiran itu selalu ada, "saya tidak bisa melakukannya, harusnya mereka mengerti saya"
tapi yang selama ini dunia sedang coba sampaikan kepada saya adalah, "kamu harusnya bisa beradaptasi dengan lingkungan, karena lingkungan tidak mungkin beradaptasi denganmu"
lalu ketika kamu tidak bisa melakukan suatu hal, akankah kamu terus menghindar dan melarikan diri darinya?
tidakkah kamu ingin bisa menghadapinya suatu saat?
tidakkah kamu ingin berkata, "akhirnya saya bisa menaklukan hal yang selama ini saya takuti! dan saya bangga menjadi diri saya sendiri"
untuk saya pribadi, mulai hari ini saya akan berusaha menghadapi ketakutan saya
karena saya ingin merasakan perasaan bangga terhadap diri sendiri.
dan sejauh yang saya tahu, seseorang tidak dapat dikatakan baik ketika dia dibanding-bandingkan dengan orang lain.
tetapi, seseorang dikatakan baik apabila ia yang sekarang tidak lagi selemah ia yang dulu.
Kamis, 06 September 2012
dari mereka yang (tampak) eksklusif
kemaren malem, gue terlibat pembicaraan yang seru sama senior yang belum terlalu lama gue kenal. jadi awalnya setelah para senior ini ngebesarin hati gue (yang gangerti, baca postingan sebelumnya yaa), mereka ngajak gue ngobrol lebih lanjut.
langsung aja gue keinget tentang malam sebelumnya. gue sangat tidak nyaman ngobrol dengan beberapa orang yang gue anggap meng-eksklusif-kan diri mereka. sampai-sampai gue cuman diem dan berusaha menjadi pendengar yang baik buat mereka (yang mungkin tidak menyadari keberadaan gue pada saat itu).
berbeda dengan malam sebelumnya, malam itu gue nyaman ngobrol sama senior-senior gue yang ini (mungkin karena mereka yang dari awal udah welcome banget ke gue) sehingga gue nggak masalah ngobrol lama-lama sama mereka.
lalu, dari pembicaraan sederhana tentang beberapa organisasi, tiba-tiba ada satu senior yang mengalihkan topik. gue aja udah lupa gimana caranya gue deket sama senior yang satu ini, bahkan dari awal gue sama sekali engga kenal dan canggung banget kalo ngomong sama dia. dia nanya-nanya beberapa hal ke gue yang gue jawab seadanya.
gue udah lupa apa aja yang dia tanyain ke gue, tapi pembicaraan kami menyadarkan gue tentang satu hal, adil itu tidak selalu seimbang. pertemanan itu bukanlah take and give yang seimbang. tapi take and give yang sesuai kebutuhan masing-masing pihak. intinya kalo lu mau temenan sama orang, kalian gaakan ngasih effort yang sama biar adil, tapi effort yang sesuai kebutuhan sejauh mana kalian mau mengenal teman kalian ini.
yak dan semakin hari, semakin gue diajak mikir oleh seisi dunia. selamat berpikir dan menyadari sesuatu :)
langsung aja gue keinget tentang malam sebelumnya. gue sangat tidak nyaman ngobrol dengan beberapa orang yang gue anggap meng-eksklusif-kan diri mereka. sampai-sampai gue cuman diem dan berusaha menjadi pendengar yang baik buat mereka (yang mungkin tidak menyadari keberadaan gue pada saat itu).
berbeda dengan malam sebelumnya, malam itu gue nyaman ngobrol sama senior-senior gue yang ini (mungkin karena mereka yang dari awal udah welcome banget ke gue) sehingga gue nggak masalah ngobrol lama-lama sama mereka.
lalu, dari pembicaraan sederhana tentang beberapa organisasi, tiba-tiba ada satu senior yang mengalihkan topik. gue aja udah lupa gimana caranya gue deket sama senior yang satu ini, bahkan dari awal gue sama sekali engga kenal dan canggung banget kalo ngomong sama dia. dia nanya-nanya beberapa hal ke gue yang gue jawab seadanya.
oke gue cerita dikit tentang senior yang satu ini. kalo dilihat dari luar, dia orang yang menganggap dirinya cool, meng-eksklusifkan dirinya sendiri, dan bebas berpendapat ke semua orang. bahkan sampai ada temen gue yang ngeri kalo deket-deket sama dia. yang sebel sama dia juga nggak sedikit.
tapi yang gue tangkep dari pembicaraan gue dengan dia, dia adalah orang yang sangat pemilih mencari teman. dan ketika dia deket sama orang, dia akan bener-bener peduli sama orang ini dan ngebelain mereka.gue udah lupa apa aja yang dia tanyain ke gue, tapi pembicaraan kami menyadarkan gue tentang satu hal, adil itu tidak selalu seimbang. pertemanan itu bukanlah take and give yang seimbang. tapi take and give yang sesuai kebutuhan masing-masing pihak. intinya kalo lu mau temenan sama orang, kalian gaakan ngasih effort yang sama biar adil, tapi effort yang sesuai kebutuhan sejauh mana kalian mau mengenal teman kalian ini.
yak dan semakin hari, semakin gue diajak mikir oleh seisi dunia. selamat berpikir dan menyadari sesuatu :)
Rabu, 05 September 2012
hari esok punya kesusahannya sendiri
hari baru, memang cerita baru ...
beberapa hari ini adalah hari yang menyibukkan memang.
pikiran bercabang-cabang dan saling tumpang tindih meminta untuk diprioritaskan.
tapi tentu saja hari ini dan hari kemarin berbeda.
kalau kemarin pikiran belibet hari ini juga pikiran gue tetep belibet.
tapi bedanya, hari ini (meski bukan pencerahan) gue mendapatkan dukungan dari orang-orang sekitar gue (yang gue kira nggak peduli, tapi ternyata mereka ngasi respon yang nggak gue duga :) )
jadi gini ceritanya ...
gue sedang diberi tanggung jawab oleh seorang senior untuk menggantikan tugasnya sementara. karena gue tahu senior gue ini lagi sibuk-sibuknya, gue bersedia ngebantuin. selain itu, sedikit banyak gue juga punya andil dalam tugas itu.
tapi kemudian ada sedikit masalah dan gue berusaha untuk menyelesaikannya semampu gue dengan informasi yang gue punya (yang ternyata ngga banyak). antara bingung dan takut sih sebenernya.
disatu sisi, gue ngerasa masalah gue yang paling banyak dan butuh back up-an orang lain. tapi disisi lain, ternyata senior gue jauh lebih sibuk dan banyak pikiran daripada gue. maka dari itu, kerjaan gue jadilah tambah dobel-dobel. antara menyelesaikan masalah ini, dan (berusaha menjadi partner yang baik dengan) membantu ngeback up senior gue ini.
lalu kemudian, gue mendapati diri gue ditengah beberapa senior yang datang mendekat. awalnya cuman iseng sekedar nanya-nanya 'kenapa?'
setelah pembicaraan itu usai, gue mikir lagi dan langsung lega ketika mendapati bahwa mereka sedang mendukung gue dari belakang. setelah ngobrol-ngobrol santai, mereka membesarkan hati gue agar tidak selalu menyalahkan diri gue atas kesalahan yang belum tentu gue perbuat.
hari esok punya kesusahannya sendiri, jadi selesaikan masalahmu hari ini secepatnya, agar kau bisa mempersiapkan yang terbaik untuk esok, dengan belajar dari kesalahan di hari ini. :)
dan tiba-tiba teringat perkataan seorang senior, "membantu orang untuk sukses tidak selalu dengan menyuapinya kan?" :)
beberapa hari ini adalah hari yang menyibukkan memang.
pikiran bercabang-cabang dan saling tumpang tindih meminta untuk diprioritaskan.
tapi tentu saja hari ini dan hari kemarin berbeda.
kalau kemarin pikiran belibet hari ini juga pikiran gue tetep belibet.
tapi bedanya, hari ini (meski bukan pencerahan) gue mendapatkan dukungan dari orang-orang sekitar gue (yang gue kira nggak peduli, tapi ternyata mereka ngasi respon yang nggak gue duga :) )
jadi gini ceritanya ...
gue sedang diberi tanggung jawab oleh seorang senior untuk menggantikan tugasnya sementara. karena gue tahu senior gue ini lagi sibuk-sibuknya, gue bersedia ngebantuin. selain itu, sedikit banyak gue juga punya andil dalam tugas itu.
tapi kemudian ada sedikit masalah dan gue berusaha untuk menyelesaikannya semampu gue dengan informasi yang gue punya (yang ternyata ngga banyak). antara bingung dan takut sih sebenernya.
disatu sisi, gue ngerasa masalah gue yang paling banyak dan butuh back up-an orang lain. tapi disisi lain, ternyata senior gue jauh lebih sibuk dan banyak pikiran daripada gue. maka dari itu, kerjaan gue jadilah tambah dobel-dobel. antara menyelesaikan masalah ini, dan (berusaha menjadi partner yang baik dengan) membantu ngeback up senior gue ini.
lalu kemudian, gue mendapati diri gue ditengah beberapa senior yang datang mendekat. awalnya cuman iseng sekedar nanya-nanya 'kenapa?'
*sekedar info, orang-orang hanya melihat aneh ke gue yang biasanya pendiem, tiba-tiba terlibat pembicaraan yang lumayan serius dengan senior yang jarang gue ajak ngobrol*
tapi ujung-ujungnya ikutan nimbrung, ngajak sharing, ngasih masukan dan pertimbangan-pertimbangan lainnya.setelah pembicaraan itu usai, gue mikir lagi dan langsung lega ketika mendapati bahwa mereka sedang mendukung gue dari belakang. setelah ngobrol-ngobrol santai, mereka membesarkan hati gue agar tidak selalu menyalahkan diri gue atas kesalahan yang belum tentu gue perbuat.
hari esok punya kesusahannya sendiri, jadi selesaikan masalahmu hari ini secepatnya, agar kau bisa mempersiapkan yang terbaik untuk esok, dengan belajar dari kesalahan di hari ini. :)
dan tiba-tiba teringat perkataan seorang senior, "membantu orang untuk sukses tidak selalu dengan menyuapinya kan?" :)
Selasa, 04 September 2012
berat diotak, ternyata berat juga dikertas. mau gimana lagi...
sama seperti kalian (para wanita) yang harus menunaikan 8000 kata disetiap harinya, gue juga pengen bisa menunaikan hukum ituhari baru cerita barukalau telinga tertinggal di beberapa hari lalu, lalu bagaimana?atau (sengaja) meninggalkan diri
se-introvert apapun gue, menurut gue itu sunah
tapi ketika informasi itu tidak sampai kepada objek yang dituju
kemudian, itu menjadi salah siapa?
haruskah gue tetap menjalankan sunah itu? tetap berceloteh tanpa ampun
atau mengabaikannya? menahan diri dan diam hanya agar tak lagi sakit hati
postingan kali ini memang berhubungan dengan bagaimana seharusnya gue bersikap.
selama lebih dari 18 tahun ini gue ngawang, menjalani hidup yang ngalir aja kayak sungai yang tak beriak, gapunya tujuan sama sekali (apalagi visi-misi), mau aja disuruh ini-itu tanpa mikir, kayak buaya gede ditengah sungai yang dikira bongkahan kayu mati.
lalu kemudian gue diajak mikir. mikir tentang apapun. mulai dari yang berat sampe yang berat banget. dari yang sekedar mikir sampe yang memiliki dampak ke banyak orang.
bahkan ngga cuman mikir tapi juga gerak. gerak yang awalnya disuruh-suruh, sampe gerak yang inisiatif, dan akhirnya gerak yang menyuruh-nyuruh.
*maaf yaa kalo tata bahasanya ngaco dan pada ngga ngerti bacanya
yah inti dari lusinan kata gajelas diatas adalah : gue lagi dapet pressure dari sekeliling gue,
dan satu-satunya hal yang terpikirkan adalah : membagi pressure itu ke orang agar gue mendapat pencerahan.
tapi, yang terjadi adalah : gue terlalu pemilih--siapa yang menjadi para pendengar gue. (mungkin karena trauma mendapatkan pendengar yang pernah gue percayai, tapi tak memegang teguh kepercayaan itu dan meremuk mredamkannya seketika).
lalu kemudian yang gue lakukan adalah :
1. gak sabar untuk bercerita.dan ujung-ujungnya yang terjadi adalah : pembelajaran yang gue dapet stuck di gue. mati dan tak berkembang.
akibatnya adalah : semua kata rebutan buat tumpah ruah, akhirnya ngomong gapake ngerem dan gasempet disaring.
2. belajar dari kesalahan.
akibatnya adalah : mikir dulu sebelum ngomong, tapi apa yang dirasain gak kesampaian, akhirnya ttep aja ngga lega.
3. mencoba memperbaiki kesalahan.
akibatnya adalah : jadi takut bercerita. semua di keep sendirian seakan-akan kapasitas otak masih sekosong ruang kelas saat liburan.
*bahkan di titik ini pun gue masi gangerti apa yang mau gue omongin
sepertinya yang gue pikirkan adalah, bagaimana jika gue membutuhkan telinga-telinga itu dan mulut mereka tetap tak mau memberikan feed-back yang gue butuhkan dan malah membuat gue down.
dan akhirnya postingan ini tak juga membuat gue lega, padahal menelurkannya saja membutuhkan waktu berjam-jam lamanya :')
Langganan:
Komentar (Atom)








