Kisah perjalanan gue di Siantar, Senin (24/02/14)
Jasad Bapa Uda gue sudah tiba Minggu malam, dan diletakkan di rumah orang tuanya. Acara penguburannya diadakan pagi ini, dan dari jam 9 kurang, hampir semua Om dan Tante gue (termasuk mama-papa gue) pergi untuk melakukan pemakaman ala adat batak.
Jasad Bapa Uda gue sudah tiba Minggu malam, dan diletakkan di rumah orang tuanya. Acara penguburannya diadakan pagi ini, dan dari jam 9 kurang, hampir semua Om dan Tante gue (termasuk mama-papa gue) pergi untuk melakukan pemakaman ala adat batak.
Menjelang sore, saat mereka
kembali, gue mendengar kabar bahwa malam ini akan di adakan acara batak untuk
melepas kepergian Opung gue. Namanya “Martonggo Raja”.
Semua anak, menantu,
cucu dan cicit Opung berkumpul mengitari jasad Opung selama acara -- yang dimulai
sekitar jam 7’an. Karena kami berada di tanah Batak, maka seluruh rangkaian
acara menggunakan Bahasa Batak. Mulai dari menyanyikan lagu-lagu, hingga
penyampaian selembar-dua lembar kata perpisahan dari setiap perwakilan keluarga
(sangat) besar kami.
Dalam acara ini, ada sebuah sesi
dimana, setelah menyampaikan kata-kata perpisahan, kami menyanyikan sebuah lagu
duka sambil menari disekeliling jasad Opung, sambil dalam hati mendoakan
beliau.
Lalu, setelah lagu habis, muncul aba-aba untuk menyanyikan lagu lain berirama
lebih cepat dari sebelumnya. Disini kami harus menari dengan senang pertanda
bahwa kami sudah bisa melepas kepergian Opung.
Ruang tamu kecil yang dipadati
oleh lebih dari 50 orang itu sangat panas. Gue yang hanya mengenakan kemeja
hitam dan jeans saja kepanasan, apalagi para orang tua yang mengenakan setelan
kebaya-kain dan ulos; lengkap dengan sanggulnya. Untungnya, dalam rangkaian
acara tersebut, para tamu yang mengikuti acara di dalam ruangan, masuk bergantian
sesuai urutan, jadi saat pergantian tamu tersebut, kami bisa beristirahat
sejenak.
Acara selesai sekitar setengah
11, karena ternyata tamu yang diundang sudah pada pulang semua. Akhirnya di
saat para orang tua melanjutkan rapat untuk acara pemakaman esok hari, para
cucu dan cicit diijinkan untuk kembali ke hotel untuk beristirahat; sambil diwanti-wanti bahwa keesokan harinya harus bangun super cepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar