Rabu, 26 Februari 2014

#MendadakSiantar - Day1 (22/02/14)

Kisah perjalanan gue di Siantar, Sabtu (22/02/14)




Mendengar berita kepergian kakek gue Jumat malam, akhirnya gue harus berangkat ke Siantar hari Sabtunya. Karena gue ngga dapet travel ke BSD malam itu, terpaksa gue harus berangkat dari Bandung.

Sabtunya, gue keluar kamar dari pagi. Menyetak tiket pesawat lalu naik travel dan taxi hingga sampai ke Bandara Husein. Ternyata hitung-hitungan gue meleset. Gue harus menunggu lebih dari 1 jam hingga waktu boarding tiba, sekitar jam 10’an.

Akhirnya, setelah sampai di Bandara Kuala Namu, gue bertemu dengan papa, kakak dan adek-adek gue. (Kebetulan mama gue sudah berangkat dari seminggu yang lalu untuk menjenguk Opung)

Kami bertemu dengan Bapa Tua (Om) di bandara untuk kemudian berangkat bersama-sama ke rumah Opung. Memang seluruh keluarga besar diharuskan untuk datang selagi bisa.

Medan-Siantar yang biasanya mencapai waktu tempuh 4 jam kini bisa dipercepat hingga 3 jam dengan melalui jalan pintas. Sehingga kami akan tiba sekitar pukul 5 sore.

Namun, saat hampir tiba di rumah Opung, lagi-lagi kami mendapat kabar duka. Salah satu Bapa Uda (Om Ipar) gue dari Pontianak baru saja kecelakaan dan meninggal di tempat. Saat gue tiba, teriakan tante gue terdengar hingga tuang tamu; histeris mendengar berita bahwa suaminya meninggal. Padahal rencananya, Bapa Uda akan menyusul ke Siantar keesokan harinya (Minggu). Yah, beliau memang datang, namun bukan untuk melayat, melainkan untuk dimakamkan di Siantar, kota kelahirannya.



Ya, Tuhan. Belum lagi kering luka kami, Engkau sudah menorehkan lagi luka lain ditempat yang sama. Kiranya, biarlah hanya Engkau yang menjadi penghiburan bagi keluarga besar kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar