"kenapa gue baru tersadar betapa parahnya bencana di Indonesia, hingga gue sendiri terkena dampaknya?"
gue memang tidak menonton berita, pun membaca koran.
jadi gue hanya tau keadaan dunia dari mulut ke mulut saja (itupun jika memang ada yang repot-repot membahas tentang dunia).
beberapa hari yang lalu, hari kamis malam, (13/02/2014), gue merasa kegerahan di kamar gue (yang notabene menjadi kamar yang cukup dingin di daerah Jatinangor ini).
padahal di bulan-bulan ini, Jatinangor masih musim hujan (harusnya).
lalu esoknya, hari Jumat pagi, gue sudah berada di luar kamar dari jam 9 pagi.
sepanjang jalan memang terasa aneh mengapa udara menjadi cukup pengap, dan banyak partikel berwarna abu-abu yang berterbangan.
usut punya usut, ternyata Gunung Kelud baru saja meletus malam sebelumnya (dimana hawa panasnya sudah sampai ke kamar saya).
dan ternyata, abunya bahkan sudah sampai ke Bandung-Jatinangor.
bahkan beberapa daerah dekat Kediri terkena hujan batu.
mengenai informasi yang saya dapat, abu vulkanik ini berstruktur tajam, dan cukup berbahaya jika terhirup dalam jumlah banyak.
semua orang dianjurkan untuk memakai masker, dimana orang Bandung boleh mengambil masker gratis di puskesmas terdekat.
karena sudah terlanjur, akhirnya saya berjalan seharian tanpa masker.
kerasa banget debu di tangan yang sangat kasar, hidung perih, muka gatal.
di situ, saya baru menyadari betapa kasihannya teman-teman saya yang berada di Jogja, Salatiga, Solo dan sekitar Kediri yang merasakan langsung tumpukan abu vulkanik yang cukup tebal.
bahkan seorang penduduk Jatinangor pun (dengan jarak yang cukup jauh), hidungnya sampai berdarah. bagaimana dengan mereka disana, yang juga kekurangan masker untuk anak-anak?
malam itu, gue langsung berdoa, agar Tuhan memulihkan negeri ini.
dan menyisakan kebaikan di hati para penghuni bumi, agar kita tetap mau saling bantu.
#prayforKelud #prayforSinabung #prayforJakarta #prayforManado #prayforIndonesia #prayforOurHeart
Tidak ada komentar:
Posting Komentar