hanya bisa berekspresi saat ada yang melihat.
karena, buat apa jika tak ada penonton?
lalu, ketika menahan ekspresi yang harusnya (tapi tak mau) dikeluarkan,
para penonton pergi menjauh,
dan merasa tidak ada untungnya tanpa penonton.
kemudian, semua yang harusnya dikeluarkan, menjadi di repress
dan semuanya menumpuk, mengendap, menunggu
kapan waktunya tiba untuk ambruk, atau untuk meledak.
yang pasti, semuanya sama-sama tak baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar