Kamis, 18 September 2014

#OneFilmADay(OrMore)

Baru aja gue nonton sebuah film, yang katanya bagus. (Kata siapa? haha)

Ceritanya sejenis dengan film yang belum lama gue tonton, Divergent.
Tentang sebuah dunia yang diisolasi dan dibuat "seragam" dan setara hanya untuk menjunjung tinggi perdamaian dunia.



Menurut gue awalnya The Giver ini pastilah jalan ceritanya tertebak.
Dan memang, sudah gue duga intinya juga sama saja dengan film yang lain.


Tapi, ada yang berbeda dari konsep pembuatan film ini.
Sebagai mahasiswi psikologi yang belajar mengenai emosi, dan erat kaitannya dengan "rasa", gue tidak bisa memahami bagaimana jika seseorang memiliki jiwa yang datar-datar saja.
Hidupnya dikontrol dengan sebuah obat dimana menekan emosi agar tidak sampai terolah oleh otak belakang manusia.
Mereka melakukan segala sesuatu yang dikendalikan oleh sistem, dan mengikuti peraturan yang berlaku.

Menurut gue, film ini lebih smooth daripada Divergent.
Dimana memang mereka bukan tidak mau manusia merasakan "rasa", tapi karena mereka memang tidak tahu bahwa "rasa" itu ada.
Dan tentu mereka tidak tahu bagaimana rasanya memiliki "rasa" itu.

Gue paling trenyuh ketika endingnya melihat mereka menangis karena tidak siap menerima emosi yang baru mereka kenal.
Sama seperti gue ketika beberapa minggu lalu, merasakan emosi yang juga baru, dan sama tidak tahunya seperti mereka dalam hal merespon emosi tersebut.


Satu hal yang gue syukuri dari film adalah, gue mengenal apa itu emosi, bagaimana rasanya, dan bagaimana cara meresponnya.

Selamat menonton :)



#OneFilmADay(OrMore)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar