apalagi kalo bukan insomnia? setengah jam mencoba merem pun gue gak kunjung terlelap. dari pada kesel sendiri, mendingan bangun dan melakukan sesuatu, kan?
akhirnya gue memutuskan untuk menonton sebuah film, yaitu "Alice in Wonderland".
gue udah pernah beberapa kali nonton film ini, tapi gak pernah bosen mengulangnya terus dari awal.
waktu nonton tadi, gue merasa bahwa gue pernah menganggap film ini sebagai film terbaik sepanjang masa. padahal gue lupa kapan pernah menamatkan film ini. mungkin dulu waktu gue masih kecil.
gue suka banget sama ceritanya, sama tokohnya, sama fantasi yang bisa dibangun oleh Pak Sutradara. film ini sangat menggambarkan betapa indahnya masa kecil kita kalo kita punya harapan. kalo kita percaya bahwa semua hal adalah mungkin.
sama kayak film favorit gue yang lain, "Peter Pan". oiya by the way, gue baru-baru ini baca novel yang mengangkat tema Peter Pan, dan Tinkerbell yang digambarkan sangat hidup. gue jadi tahu ending cerita versi lainnya.
oke, balik ke "Alice in Wonderland".
gue suka semua tokohnya, semua castnya memainkan peran dengan sangat dalam. bahkan Alice yang seringnya bermuka datar pun malah jadi tokoh favorit gue. tentu aja, dia kan bintang utamanya. :)
gue nonton film biasa, tanpa kacamata 3D, tapi bahkan gue bisa merasa seperti masuk dan berperan sebagai Alice. how fun it is.
ada satu scene dimana petualangan Alice sudah berakhir dan dia akan kembali ke dunianya yang asli, dan Mad Hatter memintanya untuk tetap tinggal. sedihnya ngga bisa diungkapin pake kata-kata deh. kalo gue tulis, pasti menye deh jadinya. haha
tapi beneran deh, kayak nyata banget tuh scene. kayak gue lagi berhadapan sama Kak Sandi (senior gue di kampus) yang memerankan si Hatter itu. sayangnya sayang banget. tapi, seneng banget kali ya kalo petualangan hidup gue bisa kayak di dongeng-dongeng, yang lived happily ever after.
haha bayangkan, gue sekarang udah mau tahun ke tiga di bangku kuliah, tapi kerjaannya masih mendamba dongeng-dongeng masa kecil, dan menyenangi segala hal yang berbau fantasi.
mungkin karena gue gak pernah mendapatkan itu semua?
tapi, dongeng kan memang tidak nyata. dibuat hanya agar orang tua terlepas dari beban babysit dan berharap anaknya bermimpi indah.
ya, mereka tak nyata sampai otakmu mengijinkannya menyusup kedalam imajinasimu, dan membuat semuanya nyata.
#OneFilmADay(OrMore)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar