Rabu, 14 Agustus 2013

Dinda

Tit tit
"Din, jalan yuk"

duuh, males banget nihh. kenapa sih Andra selalu ngajakin gue jalan disaat yang ngga tepat? 
Ato guenya yang selalu jadi bad mood disaat yang ngajak jalan Andra?

yah, demi menjaga perasaannya, gue jawab aja deh "waduh maaf Ndra, hari ini tiba-tiba gue ada meeting dadakan."

"Buset bos lo, hari Sabtu juga masih ngajakin meeting. ahh gua bosen banget nih di apartement sendirian. lo kelar jamber? nnti gua jemput deh k kantor."

duh, gimana nih. Andra tahan banting banget sih. "Duh, Ndra. bos gue tuh ribet kalo udah urusan kerjaan. gue ngga tau kelar jam berapa. bisa-bisa nanti gue lembur lagi nih. next time aja yaa jalannya. Have fun, Ndra."


"Kak Dinda, telpon dari siapa kak? eh, temenin nyalon yuk kak. Nanti aku bayarin creambath deeeh."
"Bukan dari siapa-siapa kok, dek. Yaudah yuk, ganti baju dulu yaa."

***

"Happy birthday Miska, wyatb deh pokoknya. :)"
"mkasi, Din. ({}) lu main2 dong k Sing. kngen nih gw, udah lama kn ngga meet up. :("

gue menatap layar hape dengan cukup lama, lalu pikiran gue melayang ke beberapa hari lalu ketika SMS yang sama gue kirim ke Sandra, temen gue yang lain. Dia juga meminta hal yang sama, dan akhirnya gue memutuskan memberi jawaban yang sama pula kepada Miska.

"duh, Mis. gue lagi sibuk banget nih. kerjaan numpuk. kalo lagi main ke Sing, paling cuman bisa 2-3 hari, dn itupun ngurusin berkas2. maafin yaa. next time kita pasti meet up :)"

ada rasa bersalah saat alasan itu kupakai lagi untuk kesekian kalinya membohongi mereka. tapi, mau gimana lagi. aku sedang tak ingin. hanya itu.

***

Hari ini, gue dengan malasnya masih berbaring diatas tempat tidur. Tiba-tiba alarm ponsel gue menyala dan tertulis "MY BIRTHDAY :D"  di layarnya.

"hari ulang tahun, hah? siapa sangka, gue yang selalu menghindari kedatangan temen-temen gue, malah sangat menginginkan keberadaan mereka disini, saat ini. Tepat di hari ulang tahun gue yang cuman terjadi sekali setahun ini."

Gue hapus bulir air mata gue, dan memandang ke arah meja berhias gue. Tepat di atas nakasnya, ada sebuah kertas karton besar yang penuh dengan foto-foto gue, Andra, Miska, dan Sandra waktu masih berkuliah di Sing. 

"5 tahun. gue mohon-mohon biar mereka ke sini juga, mereka pasti bakalan nolak. 5 tahun gue ngehindar. Lu kenapa sih, Din?"

gue mengambil ponsel gue dan melihat SMS yang dulu pernah gue kirimkan ke mereka bertiga. Gue membaca berulang kali pesan-pesan singkat yang pernah kami kirimkan. Gue lalu bertanya-tanya sejak kapan kami menjadi jauh.

Lalu gue sadar, tidak pernah ada yang salah dari kalimat perpisahan kami. Kesalahan terletak pada gue. Pada ketakutan gue. Gue takut kami sudah tidak sama lagi. Gue takut, sikap mereka pada gue akan berubah. Gue takut, persahabatan kami waktu kuliah dulu sudah hilang tak membekas. Gue takut mereka menyalahkan gue yang menjauh dari mereka.
Tuhkan, baru memikirkan itu saja gue sudah pusing.

***

Gue nggak percaya mereka tidak mengingat hari ulang tahun gue. Sekarang sudah jam 10 malam, tapi SMS dari mereka pun gak ada yang gue terima.

Dengan sedikit rasa emosi, gue ambil laptop dan langsung memesan tiket ke Singapura. Biar saja bos gue ngomel panjang lebar mendapati gue nggak ada di meja gue Senin besok. Yang penting gue bisa membalas hari ulang tahun gue yang sunyi ini.

Lalu gue mengambil ponsel dan mengetik SMS. "Ndra, Mis, San. lusa gue ke Sing. jalan yuk. gue kngen bgt sama kalian. parah kngen bangetnya! kta ktemuan di cafetaria kampus yaaa. skalian nostalgia. ngga ada alesan g dateng. gue tunggu pokoknya. sayang kalian ({})"

Setelah mengetik SMS itu, gue menutup mata gue sambil tersenyum, dan merebahkan tubuh diatas kasur. Semoga malam ini gue bermimpi indah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar