Kamis, 29 November 2012

mood booster :)

pagi ini gue terbangun dengan kepala yang sangat sakit, badan yang sangat lemas, dan perut yang sangat sakit
namun gue paksakan bangun karena bahkan istirahat 10 jam pun tak membantu

niatnya mau mengerjakan tugas, tapi seperti biasa otomatis tangan ini membuka akun-akun jejaring sosial terlebih dahulu
dan satu yang bikin gue ngerasa "wow"


postingan ini dibuat oleh temen gue @putrirenata0 (uti) di blognya
http://arenataputri.blogspot.com/


tidak. tidak. setelah membaca ini gue gak langsung sembuh.
tapi, senyum gue jadi betah tinggal lama-lama

yaahh. mood booster bgt deh temen-temen gue :)

Sabtu, 24 November 2012

tangan-tangan tak terlihat

kadang gue masih speechless bisa punya temen kayak lu
rasa syukur lebih banyak pastinya,
karena lu, gue merasa sangat berharga
karena lu, gue merasa bisa lebih cepat bangkit
dan karena lu, gue merasa sangat berterimakasih pada-Nya

JJE3

JATINANGOR JAZZ EVENT 3


Jadi, kemaren-kemaren itu, dikampus gue lagi hectic-hecticnya ngurusin acara JJE 3 ini. masalah yang utama dan terutamanya adalah masalah dana tentu saja.
Acara ini tidak hanya menguras uang dan waktu saja. tapi juga tenaga.
H-1, gue stay di tempat dan baru turun ke kosan sekitar jam setengah 6 pagi. berbekal tidur yang cuman 2 jam, gue akhirnya pergi ke lapangan jam 3 sore. sedikit terlambat memang.

gue yang memang tidak terlalu suka acara musik pun awalnya cuman diem aja didepan panggung. ditambah gue yang sendiri tanpa teman. Namun, saat hujan turun, akhirnya gue bergabung bersama beberapa teman lain yang menonton menggunakan payung. lumayan untuk meramaikan acara yang memang penontonnya masih sangat sedikit ini.

kemudian, setelah hari sudah agak malam, dan hujan mulai reda, gue mulai menikmati acara. gue mulai menghentak-hentakkan badan mengikuti irama musik dengan pakaian yang basah kuyup kehujanan. meskipun masih ada yang kurang rasanya. tapi gue tetap menunggu dan berusaha fokus menonton.

setelah jam 8an, akhirnya gue benar-benar bisa menikmati musik. hangat rasanya. jaket yang dipinjamkan. rangkulan-rangkulan penuh kasih. teriakan-teriakan super nyaring yang tak lagi peduli nada. jingkrakan-jingkrakan badan yang super riweuh. gue bener-bener menikmati acara musik saat itu.

tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. acara ditutup oleh penampilan musik dari The Groove Reunion. gue hanya bisa ikut cuap-cuap saja karena gak hafal lirik. dan saat acara benar-benar selesai, gue mensyukuri waktu singkat yang diberikan untuk gue merasakan kembali rasa hangat yang mendalam.

dan kembali kedunia nyataa. setelah acara selesai, semua panitia harus berkumpul untuk evaluasi. eval selesai jam 2 dengan banyak panitia yang sudah mengantuk dan tertidur. namun, kami masih harus membereskan gedung untuk tempat panita, dan lapangan tempat acara berlangsung. gue akhirnya baru bisa turun jam setengah 5 setelah memastikan 'semua' baik-baik saja.
dan lucunya, gue ketiduran setelah menyalakan laptop dan baru bangung jam setengah 3 sore. padahal tugas gue masih harus dikumpulkan hari ini.
yak, sekian perjalanan panjang gue yang lumayan menyibukkan tapi menyenangkan.
see you in JJE 4 lain kali :)

Jumat, 23 November 2012

serasa dihakimi untuk yang kedua kalinya

aku memang orang yang paling bodoh dalam menyampaikan segala sesuatunya 
lewat bahasa verbal
aku memang orang yang paling tidak bisa mengungkapkan sesuatu 
dengan emosi yang terlihat
tapi percayalah, 
dibalik ini aku sangat tertekan 
memilih bagaimana caranya meyakinkan kalian

tidak, tidak usah percaya padaku
tidak usah mempercayai kata-kata apa yang keluar dari mulutku
tapi, percayailah diri kalian sendiri, 
yang bisa bersabar menerima orang sepertiku masuk dikehidupan kalian
dan percayailah diri kalian sendiri, 
bahwa kalian memberikan kesempatan pada orang yang tepat

Radar Neptunus Masih Mencari (Cinta ?)

nggatau kenapa, yaa.
sepertinya gue tidak ditakdirkan untuk menemukan cinta gue dalam waktu dekat ini.

kalo boleh cerita, waktu SD gue pernah menyukai seorang bintang kelas.
nggatau kenapa, mungkin karena pengaruh sosial juga akhirnya gue ikut-ikutan suka sama si bintang kelas yang (lumayan) ganteng dan jago olahraga ini. --> tipe cowok ideal banget yakk -,-
namun, setelah perlakuan kasarnya yang terang-terangan didepan umum terhadap gue, gue menjadi benci sama semua bintang kelas, terutama yang mulai menunjukkan tanda-tanda kesombongan

lalu ketika SMP, gue pernah menyukai seorang teman yang tentu saja bukan bintang kelas.
gue dan dia sama-sama berjuang sejak awal berkenalan dikelas. berjuang dan saling bersaing nilai (yang tidak seberapa) tentunya. namun ternyata dia adalah tipe cowok playboy yang dengan bangganya bercerita bahwa setelah seminggu putus, dia sudah mendapatkan cewek baru

lalu ketika SMA, gue pernah berkali-kali merasakan rasa suka pada orang yang sama. gue sempat heran mengapa rasa suka ini datang dan pergi dengan seenaknya, tanpa memperhatikan perasaan orang lain. namun karena gue yang memang pengecut, sampai terakhir gue melihatnya di rumah, gue tidak pernah berani mengucap sedikitpun kata sayang (yang menurut gue sangat mellow).  

gue memang tipe orang yang susah move on ke lain hati. sebelum gue bener-bener menemukan sisi negatif dari diri orang tersebut, gue akan terus (dengan bodohnya) menyukainya.

dan kini, kisah cinta gue yang paling baru adalah menyukai seseorang yang memang mungkin akan menjadi idola di kampus. tapi, Tuhan berkehendak lain.
mungkin karena kami juga berbeda keyakinan, Tuhan secara terang-terangan menolak gue untuk menyukainya. lagi-lagi rasa suka gue harus kandas ditempat.
tapi, tidak ada larangan untuk kita menyukai orang lain kaan?
jadi, gue masih bersyukur karena masih bisa merasakan suka padanya.
meskipun itu terlalu cepat untuk dibilang cinta, tapi sudah cukup lama untuk menyadari adanya rasa suka yang muncul.

kesuksesan tidak akan penting tanpa adanya mereka disampingmu

minggu ini adalah minggu yang sangat sibuk bagi gue.
gue lupa dari kapan. minggu lalu? dua minggu lalu? bulan lalu?
yang jelas, dimulai dari entah sekian minggu lamanya, gue merasa kegiatan organisasi gue merajai semua kegiatan akademis gue. bahkan kegiatan pertemanan, apalagi percintaan gue. (sedih, yaa)

ya, jujur dari dulu tujuan utama gue gak sejelas tujuan-tujuan sampingan gue.
gue ingin ini, ingin itu, ingin banyak hal tapi tak jelas kemana arah tujuannya, sama seperti postingan kali ini yang bahkan gue pun belum jelas kemana arahnya. gue hanya ingin berjalan, menyelesaikan jalan ini secepatnya, tapi tak memikirkan apakah jalan yang gue punya sudah cukup baik untuk dilalui oleh orang lain.

mulai ke intinya, gue merasa sangat sibuk minggu ini. (gak cuman minggu ini sih sebenernya, tapi minggu-minggu sebelumnya juga) 
ada yang pernah bilang, 
untuk menjadi sukses tinggalkanlah semua yang menghambatmu
untuk menjadi sukses tinggalkanlah semua yang tidak mendukungmu
karena yang tahu dirimu hanyalah engkau sendiri
 
gue merasa kasihan atas semua yang gue tinggalkan
gue merasa kasihan terhadap diri gue sendiri, yang sampai saat ini belum (dan tidak akan) bisa mengikuti pepatah tersebut

sampai saat ini gue merasa ada yang jauh lebih penting dari hanya sekedar kata "sukses", yaitu menikmati hidupmu saat ini dengan orang-orang yang kau sayang   

Kamis, 22 November 2012

mencelos

baru saja gue ingin memposting segala hal yang berbau senyuman,
tapi seketika gue berubah diam dan semacam shock ringan

gatau kenapa, hati ini ingin menangis
raga ini ingin terbang pergi
jiwa ini serasa langsung tak bermotivasi
ada apa ini??

Rabu, 21 November 2012

selangkah

selangkah
selangkah lebih depan
selangkah lebih belakang
selangkah lebih depan dari mereka yang berdiam
selangkah lebih belakang dari mereka yang berlari

menyedihkan (?!)

ketika apapun yang mereka pinta selalu kuberi
ketika perintah yang mereka berikan selalu kuturuti
ketika nafasku hanyalah demi mereka
jangan bilang aku bodoh 

ketika sesuatu yang ingin kucapai adalah karena mereka
ketika sesuatu yang kulakukan hanya karena mereka
ketika semua alasanku untuk bernafas adalah untuk mereka
jangan bilang aku menyedihkan

ketika semua yang kulakukan akhirnya tak berdampak bagi mereka
ketika perintah itu tak pernah berpengaruh bagi mereka
ketika nafasku bahkan tak membuat nafas mereka lebih mudah
aku akan bilang itu ketulusan

karena semua yang mereka pinta adalah untukku sendiri
karena alasan dibalik perintah itu hanyalah untukku seorang
dan nafasku hanya untukku saja
kuanggap itu motivasi untukku maju
toh tak ada ruginya bagiku

Minggu, 18 November 2012

rasa sayang ini... bukan cerita cinta

rasa sayang itu ngga bisa dipaksa kan?
rasa sayang juga ngga bisa di kontrol kan?
rasa sayang juga ngga bisa di ubah kan?

iya kan kan kan?
*panik*

hari ini gue tiba-tiba kepengen ngedengerin sebuah lagu yang kata orang-orang rada absurd.
untuk yang pertama kalinya gue buka tuh lagu dan gue coba dengerin
dan ternyata ngga seabsurd yang orang-orang bilang kok, gue suka melodinya. bikin tenang.

tapi tapi tapi.
perasaan gue jadi aneh pake banget.
gatau kenapa, tiba-tiba gue kebayang wajah seseorang.
dari awal ketemu sama dia, gatau kenapa gue tertarik ama dia. 
dia bukan orang yang menonjol diantara yang lain.
yah, seperti biasa gue lebih tertarik ngulik orang-orang yang mendem ditengah mereka yang bersinar, daripada orang yang bersinar ditengah orang-orang yang mendem.
tapi mungkin gue kena karma.
sekarang gue baru nyadar gue sayang sama orang itu.
gue nyadar kasih sayang yang dikasi sama dengan kasih sayang yang gue harapkan.
dan gue nyadar, gue sayang sama dia.

maaf kalo terlalu banyak kata sayang yang terucap.
but, i swear perasaan sayang gue gak lebih dari hanya sekedar sayang yang mendalam.

untuk semesta

semesta,

sampaikan salamku padanya
ucapkan terimakasihku pada mereka
kirimkan maafku untuk mereka

mungkin aku terlalu pengecut untuk mengatakannya sendiri
mungkin aku terlalu manja dan tak berani untuk sekedar menyebar senyum
dan aku terlalu lemah untuk menyampaikannya sendiri

jadi, pinjamkan aku kekuatanmu ya semesta,
hingga nanti akhirnya aku bisa berdiri di kedua kakiku sendiri
meski aku punya mereka sebagai pegangan yang menjamin ku tak pernah jatuh

Rabu, 14 November 2012

kalo nggabisa ditemukan, maka buatlah

Zona Nyaman.

gue selalu merasa gue adalah tipe orang yang selalu bersembunyi di balik zona nyaman gue.
gue juga tipe orang yang kalo udah pewe (posisi wenak.red)  pasti jadi mager (males gerak.red).

tapi goal yang ingin gue capai mengharuskan gue gak mager, selalu cekatan, dan jeli untuk mengambil kesempatan.

nah, nggabisa dong kalo gue terus-terusan bilang, 
"ah males."
"orangnya nggak kenal nih, gausah lah."
"aduuh, jauh. ngga ada yang nganterin."
dan keluhan-keluhan lainnya yang sebenernya cuman masalah sepele.

nah (lagi), yang ingin gue share adalah
kalo gue terus-terusan ngumpet dan gak mau keluar dari zona nyaman gue, kapan gue bisa berkembang?
gue nggak nyalahin diri gue yang gak mau keluar dari zona nyaman, (karena emang susah buat ngelakuinnya)

tapi yang ingin gue tekankan adalah
kalo lu nggak bisa keluar dari zona nyaman lu, cobalah untuk perbesar zona nyaman itu. 
 

talking to the moon

Hey, bulan
selamat malam semesta
:)
dengan senyum semanis ini, kalian pasti tahu 
hari ini gue sangat sangat senang
:D

ceritanya berawal dari ketika gue naik level,
dari mulai belajar jalan, hingga sekarang belajar memanjat.
tentu saja seperti tangga-tangga lainnya, tangga yang gue naiki juga sangat tinggi.
dan gue pun memanjat satu demi satu anak tangga dengan bersusah payah.

gue dulu sering banget ngerasa, Dia Yang Maha Agung selalu tak suka melihat gue naik.
saat gue sudah berada di titik yang lebih tinggi (sedikit) dibandingkan teman-teman gue,
Dia selalu setia menjatuhkan gue ke tingkat terbawah.
meski gue berusaha memanjat naik untuk menjadi lebih tinggi lagi,
tapi tetap saja, Dia tidak pernah lelah menjatuhkan gue setingkat lebih bawah dari pada yang lain.
 
tapi tahu nggak?
yang lucunya, setelah berkali-kali jatuh, gue baru nyadar sekarang.

sebenernya, Dia Yang Maha Tahu sedang membantu gue untuk tidak bermental tempe.
sebenernya, Dia Yang Maha Adil sedang membentuk gue untuk menjadi dua kali lipat dibanding mereka yang selalu melihat gue dari ketinggian.
sebenernya, Dia Yang Maha Pengasih selalu mengajarkan gue untuk bangkit kembali dan gak takut buat jatuh.

dan semesta,
gue baru menyadarinya hari ini
disaat Dia menjatuhkan gue dari anak tangga yang seharusnya gak gue naiki
disaat Dia mendorong gue untuk berani menaiki dua anak tangga sekaligus

dan disaat sekarang, detik ini, Dia tersenyum sambil mengapresiasi keberhasilan gue, dan memaafkan gue yang gak pernah bersyukur sebelumnya


belajar memanjat tak hanya tentang belajar naik menggapai yang lebih tinggi
tapi juga belajar tahan banting saat jatuh, 
dan siap mental untuk bangkit lagi

Jumat, 09 November 2012

apa salah semesta?

orang-orang kebanyakan menyalahkan semesta atas semua kesalahan mereka

ketika dikritik tidak produktif, mereka akan menyalahkan waktu yang sedikit
padahal hanya masalah mengatur waktu

ketika dikritik fotonya buram, mereka akan menyalahkan kamera yang goyang
padahal hanya masalah ketelatenan

ketika dikritik pelupa, mereka akan menyalahkan daya ingat mereka
padahal hanya masalah pengorganisasian memori

ketika dikritik penakut, mereka akan menyalahkan sekeliling yang terlalu banyak komentar
padahal hanya masalah persepsi otak masing-masing individu

ketika dikritik pemalas, mereka akan menyalahkan jejaring sosial dan kegiatan yang menumpuk
padahal hanya masalah kemauan

ketika dikritik terlalu kurang, mereka akan menyalahkan yang lain karena terlalu lebih
padahal hanya masalah kepercayaan diri
  
ya, selalu saja kita menyalahkan apa yang ada disekeliling kita.
baru saja gue melihat cerminan dari diri gue ada pada seorang yang so(k) cool.
apapun evaluasi negatif yang diberikan kepadanya akan di proyeksikan ke semesta.
padahal itu hanya soal penerimaan diri.

kita selalu tidak mau disalahkan.
kita selalu ingin dimengerti. 
kita selalu ingin dibenarkan dan didukung.

tapi kita tidak ingin diperbaiki.
kita membenarkan kekurangan kita sebagai alasan, padahal segala kekurangan itu bisa dihilangkan kalau kita punya kemauan.
ya, semua hanya soal kemauan dan (lagi-lagi) keberanian.

Kamis, 08 November 2012

melihat lebih luas

hari ini gue diajakin buat mengikuti sebuah kegiatan non formal yang diadakan oleh SPEKTRUM, UKM Fotografi di universitas gue.
awalnya rada mager juga kesananya, tapi ujung-ujungnya pergi juga.

kesan awal dari acara kecil itu adalah ngaret, orang-orangnya sangar, dan penuh asap rokok.
tapi, saat presentasi foto pertama dimulai, gue mulai tercengang.
tiba-tiba gue kembali ingat alasan gue dulu sangat ingin ikutan TNT.
dan gimana sekarang pasion gue udah berubah dari fotografi ke sinematografi.

hal-hal yang terlintas dipikiran gue adalah, "foto seperti ini nih yang ingin gue hasilkan",
atau "kalo aja gue bisa ngedit kayak gitu", atau "buset, dulu tuh gue juga sering foto-foto kayak gitu meskipun amatiran".
sekarang, pikiran itu ternyata cuman jadi wacana.

tapi entah kenapa ada rasa menggelitik yang mengingatkan gue untuk kembali menekuni fotografi. dan gue teringat alasan utama gue menyukai fotografi adalah :

kita bukan hanya mengabadikan sebuah moment yang memiliki makna, tapi kita juga bisa memaknakan sebuah objek yang absurd

Minggu, 04 November 2012

tentang semesta

aku gamau jadi seperti matahari
meskipun dia yang dengan sinarnya yang tetap
sinar tulus dan hangatnya yang tak pilih kasih
dia terlalu songong dengan sinarnya yang sangat kuat
bikin semuanya kepanasan

aku juga gamau jadi seperti awan
yang meskipun dia mau menahan kita dari panas
dia menutupi matahari disaat jemuran belum kering
dia ingin selalu jadi yang terdepan,
tapi dia terlalu cengeng
saat dia menangis, semua jadi dingin dan becek

aku pengen sih jadi seperti bulan
dia elok dan eksklusif
tapi, dia terlalu molek dan hanya mau muncul di waktu malam
dan dia sangat perhitungan untuk menampakkan dirinya yang bulat sempurna

tapi sepertinya, aku lebih ingin menjadi seperti bintang
dia ada dan tetap ada saat malam maupun siang
setia melihat dan memperhatikan kita,
meski sinarnya kalah kuat dari raja matahari
meski kadang dia tertutup ksatria awan tebal
dan meski kadang hanya menjadi dayang dari putri bulan
ya, dan dia tetap disana menanti kita untuk melihatnya

Sabtu, 03 November 2012

(lagi) tentang rasa

" salah nggak sih kalo gue tidak merasa apa yang harusnya gue rasa?"
"enggak, Lid. nggak ada yang salah dari me-rasa."
"iya, memang perasaan kan gabisa dipaksa"

tiap orang bisa saja merasa berbeda terhadap orang yang sama, terhadap situasi yang sama
tapi, kalau mau merasa, tak perlu harus merasa yang sama dengan apa yang mereka rasa

"kenapa (harus) aku, kak?"

"kalau kamu nemu uang, apakah akan kamu biarkan saja tergeletak? atau langsung kamu ambil? Memang sih awalnya pasti ada rasa takut. Tapi trus mikir dulu kan pastinya 'kalau ini jatuh, berarti bukan rejeki orang itu, tapi rejeki saya'. Nah, kalau kamu nggak ambil, berarti akan jadi rejeki orang lain."
-Seorang kakak-

Malam ini seperti biasa gue ngelakuin aktivitas yang melelahkan, tapi gue bertahan sampai akhir, disaat yang lain sudah pada rontok. Di akhir kegiatan pun gue masih saja diajak berpikir; kening berkedut, telinga mendengar, mata melihat, namun pikiran tak di tempat.


Susah menahan diri untuk tetap terjaga. Godaan ingin pulang sangat besar, tapi masih dapat dikalahkan oleh rasa penasaran. Saat akhirnya gue menangkap aura yang gak enak; beberapa pasang mata mengintai dengan tak sabar. Saking tak sabarnya, pasang-pasang mata itu seakan berbicara mengirimkan sinyal-sinyal yang tertangkap otak.

Bahkan hingga sekarang gue masih merasakan rasa takut yang amat sangat. perut gue serasa dipenuhi kupu-kupu. otak gue seakan merasa semua mimpi. dada gue masih saja berdesir tak percaya.

Dan benar saja, sedetik setelah gue membayar rasa penasaran gue, episodic buffer gue masih saja berputar. Susah menyatukan semua yang terjadi dalam waktu kurang dari 2 jam. Banyak. Sangat banyak yang gue dapet. Sangat banyak pemikiran yang membuat central executive gue bekerja keras. Tapi hasilnya, adrenalin gue meningkat; entah karena efek kafein, hormon atau memang itu yang gue rasakan.

Apapun itu, sepertinya Tuhan mengabulkan impian konyol yang sering gue angan-angankan. Gue ingin menjadi seperti A, yang selalu mendapat perhatian mereka. Gue ingin seperti B, yang bisa melakukan hal seperti itu. Gue ingin seperti C, yang selalu mendapatkan kesempatan yang menurut gue sangat besar. 

Masih satu, tapi Tuhan berbaik hati mendengarkan rengekan gue. Rengekan yang baru gue sadari berdampak besar bagi hidup gue.

Dalam perjalanan pulang, gue masih saja menanyakan hal-hal kecil yang dirasa konyol.
"Kenapa aku kak? Dan kenapa harus aku?"
teringat pertanyaan yang sama pernah gue lontarkan kepada seorang kakak
"kenapa baru sekarang kak?", tetapi dia udah gak bisa lagi menjawab seribu tanya apapun yang gue tujukan

Akhir jawabnya membuat gue tersenyum. Masih, dan sampai sekarang tetap.
Rasa heran dan tak percaya masih memenuhi benak gue
"apa gue bisa?", 
"apa gue mampu?", 
"apa gue sanggup?"
 Tapi seperti kata kalian, ketakutan yang membuat gue tertahan.


"... keberanian itu sebenarnya hanyalah keadaan ketika kita bisa mengalahkan rasa takut. dan gak akan ada kalau kamu nggak usaha ..."
-(Masih) Seorang kakak-