"kamu. adalah orang yang tersenyum bahagia.
tapi kamu tau apabila kamu meneruskan senyum itu, kamu akan menderita.
sekarang pilihanmu adalah, menceritakannya dan melepaskan penderitaanmu itu
atau tetap bertahan dengan senyummu yang bahagia itu."
aku kembali melihatnya
melihatnya dalam gelap. dalam diam
dia tepat didepanku
satu yang kusuka senyum khasnya yang misterius
menunjukkan adanya kecerdasan dibalik segala yang tampak
melihat dengan mata telanjang
tatapan kosong yang menyorot
dengan senyum yang pasti menatap tepat kedalam
aku bergerak perlahan dan sangat hati-hati
seakan sedikit saja gerakan muncul, dia dapat membaca apa yang kupikirkan
masih terdengar dengan jelas suara yang lain
mereka tertawa bodoh dan dengan entengnya berkata
"sudah, lupakan saja"
hampir saja membanjir, ku tarik nafas dengan perlahan
mungkin terlalu semangat sehingga dia tau aku menghembuskannya kembali dengan agak berat
dia menenangkanku seperti biasa dengan senyumnya dan berkata
"aku tau melupakan tak semudah itu"
akhirnya setelah cukup lama bertahan
dengan tatapan agak memaksa tapi tak cukup untuk membuatku bersua
kemudian tanpa basa-basi dia tersenyum dan berkata
"kamu bisa bertahan. ya, silahkan jika itu membuatmu lebih tenang.
tapi aku menganjurkannya hanya jika kamu kuat menahannya"
dia tetap bersikeras
"dan sepertinya kamu kuat untuk itu"
setidaknya hingga saat ini :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar