Sebelumnya harus gue luruskan bahwa gue bukan tipe orang yang pinter bersosialisasi dengan orang lain, namun entah kenapa, akhir-akhir ini Tuhan seperti memberikan jalan untuk gue berkembang.
- Berawal dari kesempatan yang gue dapet untuk masuk ke fakultas PSIKOLOGI, yang tentunya selalu berkaitan dengan manusia. (Ingat ada manusia, pasti harus bersosialisasi)
- Kemudian gue mendapat kesempatan lagi untuk menjadi anggota BEM, dimana gue dilatih mesti, wajib dan kudu harus bisa bersosialisasi dengan semua orang (karena emang itu tugas gue). Disini gue mendapat banyak banget nget feed back buat diri gue. *big hug buat MIBA-ers (departemen minat bakat.red) Yang gue tahu, wejangan-wejangan itu menghiasi otak gue, meminta untuk di eksplorasi. hehehe
- Kemudian dengan adanya acara angkatan (semacam makrab.red) yang namanya Little Project 2011, yang menjembatani gue untuk mengenal para tetua yang sangat bijak dan tahu memposisikan diri mereka (setidaknya menurut gue)
Sebenernya kalo gue lihat, dari situ aja sudah cukup untuk gue mengenal senior-senior gue. Dan sepengelihatan gue, pembawaan gue sudah cukup berkembang dengan hal-hal yang diatas. Tapi satu yang gue sadari, gue butuh lebih dari sekedar CUKUP untuk benar-benar mengenal lingkungan gue. Mengenal keluarga yang akan gue temui hingga kurang lebih 3 tahun kedepan.
Gue tahu apapun itu, butuh perjuangan yang tidak sedikit untuk mencapainya. Gue harus rela berlama-lama di kampus dan tidak hanya sekedar menjadi kupu2 (kuliah-pulang) tapi juga menjadi kunang2 (kuliah-nangkring).
Kemudian, gue harus mengasah tingkat ke-kepo-an gue, karena itu modal utama seorang psikolog (meski gue belum yakin apakah gue ingin menjadi psikolog apa tidak).
Lalu, apapun itu, gue harus aktif di kampus dan harus menahan malu untuk jb2 (join bareng) dengan senior.
Dan sebuah kebanggaan bagi gue, hasil yang gue dapet sampai saat ini mampu membuat gue belajar dengan fun.
Mulai dari hal yang paling sederhana, gue jadi punya keberanian untuk menyapa senior.
Gue akhirnya bisa berkenalan dengan para tetua yang gue anggap bijak tadi.
Gue mulai mengesampingkan perasaan malu dan takut gue, sehingga mulai timbul intimacy dengan senior dan orang-orang yang akan gue ajak bekerja sama dimanapun itu. (hahaha sepertinya sudah mulai masuk teori psikologi nih -,-)
Kemudian satu hal yang sangat membuat gue tambah senang, gue menerima sangat banyak perkataan "welcome", dan ternyata yang gue ketahui selama ini tentang kampus tidak dapat dibanggakan sama sekali.
Mungkin sudah terlalu panjang dan gue sudah kehabisan kata-kata untuk membahasakan perasaan seneng gue. Tapi yang jelas, gue mau menjadi lebih dari sekedar cukup. Karena CUKUP saja tidak cukup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar