Aku berkali-kali memandang jam tanganku.
Sudah sejam lewat dari waktu janjian, namun hujan belum juga berhenti.
Tanganku berkali-kali mengetik kata maaf dan ku kirimkan ke beberapa orang berbeda.
Semoga mereka masih tetap mengerti.
Seperti dulu.
Sejam kemudian berlalu.
Tubuhku berpeluh, keringat mengucur.
Selesai sudah.
Sepertinya, aku menua.
Sejam saja sudah membuatku begini lelah.
Pertemuan hari ini diakhiri dengan tawa lima orang yang sudah lama tak bertemu.
Tawa sederhana, yang bahkan tanpa alasan.
Saling menertawai kebodohan masing-masing.
"Kamu tidak mempertimbangkan untuk kembali? Tidakkah kau merindu?", kata salah satu dari mereka disela-sela derai tawa kami.
Rindu? Tahu apa mereka tentang rinduku? Tentang aku yang berjuang sendiri nun jauh disana, berharap mereka sama merindunya denganku.
Tapi aku hanya bisa membalas dengan senyum.
Menghela nafas, kemudian menjawab, "aku sama merindunya dengan kalian."
Semua terdiam.
Sibuk dengan pikiran masing-masing.
Lalu aku menambahkan, "kita memiliki jalan masing-masing. Mungkin, jalanku yang paling jauh dan tidak mudah. Tapi, takdir memang tidak dapat dihindari, bukan? Aku akan tetap melalui jalan ini. dan menyelesaikannya."
Percayalah, aku akan kembali. Nanti, saat waktunya sudah tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar