Selasa, 11 Desember 2012

pagi yang indah

menangis tak selalu menggambarkan kedukaan, kan?
dan kegermbiraan tak selalu dapat dilukiskan oleh tawa.

semalam. lelah.
tertidur dengan perasaan campur aduk yang gak bisa digambarkan.

pagi ini, terbangun.
berbeda dengan pagi-pagi lainnya :')

kali ini malamku berwarna, namun entah apa yang menghiasinya.
aku cuma ingat satu.
aku cuma mau ingat satu.
betapapun singkatnya waktu, namun tetap yang kuingat hanya satu.
hanya kamu.

ya, seperti biasa setelah diwarnai dengan beberapa bunga tidur lain, aku berada d sebuah setting yang kurasa sudah kukenal cukup lama.
lalu, satu titik.
hitam dengan hanya satu warna. warnamu.
kegembiraan dengan kamu ditengahnya.
kamu yang tak terlihat.

kamu dengan senyum khasmu, dan dengan alis kebanggaanmu
yang kunamakan alis setengah tiang  /:)
kamu yang tak ikut bergembira, tapi menatapku cukup lama.
satu dua lewat dan kau menghampiri mereka.
melakukan *pukpuk* yang sangat gayamu dengan ... dengan apa ya? yang sangat menggambarkanmu. hm, mungkin dapat kusebut manis. karena setelah kau pukpuk, mereka merasa sedikit lebih tenang.

ya, aku cuma bisa melihatmu dari jauh.
dari tempatku datang.
terduduk diam sambil sesenggukan.
tak perduli kanan kiri yang berusaha menghentikan tangisku.

lalu kau menghampiriku, dan memegang tanganku.
berusaha menghentikan tangisku.
tapi tak bisa, semakin aku melihatmu, semakin aku ingin menangis.
lalu dengan satu senyum, kau berucap padaku,
"sudah terlanjur sayang"

 ***
lalu aku terbangun, dan semua hitam.
tangisku pecah tanpa bisa ku kendalikan.
tanganku hanya bisa terpaku dibalik selimut.
tak kuhiraukan semua air yang membasahi bantal.
mungkin ini terlambat, dan kau tak lagi bisa mendengar.
namun, "aku sayang kamu, kak"
tapi, kenapa sekarang, saat sudah terlambat?

terimakasih. terimakasih. terimakasih. terimakasih. terimakasih. terimakasih. terimakasih. terimakasih. terimakasih. terimakasih. terimakasih. terimakasih.

aku cuma ingat untuk mengucapkan itu.
makasih udah mau datang menghampiri setelah cukup lama aku tak melihatmu.
maafkan ingatanku yang sangat lemah, sehingga saat ini bahkan aku sudah hampir melupakan wajahmu yang tadi. wajah lembut, dengan satu alis naik.

mungkin benar kata sinta. dia bilang, kau belum mampir karena katanya aku belum siap.
mungkin aku mengerti sekarang maksudnya apa.
aku yang selalu melawan kenyataan.
aku yang masih tetap berpikir kau ada, namun hanya pergi jauh.
jauh kemanapun itu, asal tidak ke surga. 
aku yang selalu berpikir kau yang entah dimana dan aku hanya tak bisa melihatmu saat ini.
aku yang sangat lemah ini pasti akan selalu menangis saat melihatmu kembali.
aku yang lemah ini takkan siap menerima kenyataan bahwa kau sudah pergi ke surga.
aku yang lemah ini pasti tak akan bisa mengendalikan tangis saat melihatmu.
ya, maafkan aku yang lemah ini, yang hanya membuatmu semakin sedih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar