![]() |
| sumber : google |
Sudah
banyak orang yang mengatakan bahwa film Milly & Mamet adalah film yang
sangat bagus untuk ditonton. Tapi untukku pribadi, ada beberapa alasan yang
membuat aku tak ingin melewatkan film ini.
Pertama,
adalah karena film ini merupakan spin off
dari dwilogi AADC, yang sangat booming pada zamannya dulu. Sehingga ingin juga
rasanya kembali bernostalgia dengan tokoh-tokoh yang menemani masa kecilku.
Kedua,
di film ini, Mira Lesmana mengandeng pasangan suami istri Ernest Prakasa dan
Meira Anastasia. Mengingat Ngenest, CTS, dan Susah Sinyal mendapat respon yang
luar biasa dari penonton, pastilah film Ernest yang ini juga akan tidak biasa,
apalagi dikerjakan bareng sang istri. Jadi penasaran, bagaimana hasil dari
suatu cerita yang digarap melalui dua sudut pandang sekaligus. Meski agak
kecewa dengan sekuel AADC yang tayang 2016 lalu, sepertinya Milly & Mamet
benar-benar akan membawa angin segar dengan nuansa yang berbeda dari dwilogi
AADC, yang didukung dengan tag line-nya
: “Ini bukan Cinta & Rangga”.
Ketiga,
dengan mendompleng nama besar AADC, Milly & Mamet harusnya sudah memiliki
pasarnya sendiri, tanpa perlu susah-susah melakukan promo. Namun, Ernest dan
tim tetap menunjukkan kesungguhan mereka dengan membuat promo film Milly &
Mamet yang tidak biasa. Hal ini juga perlu diacungi jempol.
-
Oke,
masuk ke bagian alur cerita. Aku sangat terkesan dengan cara Ernest membawa
alur cerita yang tidak mudah ditebak. At
least, aku sih ngga ketebak ya untuk beberapa adegan yang terjadi. Beberapa
poin yang aku soroti adalah :
- Film ini sangat menonjolkan ciri
khas komedinya yang ringan, tapi nggak garing. Bahkan beberapa komedi yang
awalnya kupersepsi akan garing di trailernya, ternyata pun mengundang gelak tawa
penonton setelah diberi konteks cerita yang lebih luas.
- Film ini menggambarkan cerita
keluarga yang sederhana, detil, dan tidak terkesan dibuat-buat. Saudaraku belum
ada yang menikah, sehingga aku tidak bisa begitu relate dengan kehidupan pasca menikah. Tapi melihat interaksi yang
dibawakan dengan sangat sederhana, konflik yang dimunculkan sangat nyata,
membuatku bisa mendapat gambaran yang menyenangkan mengenai konflik keluarga.
Rasa-rasanya, isu pasca menikah menjadi tidak begitu jauh lagi.
- Menggunakan cues yang mendukung. Karena film ini masih ada hubungan sodara sama
film AADC, sehingga dibutuhkan adanya kesamaan alur cerita yang terjadi untuk
membangun continuity film. Hal ini dimunculkan dengan sangat cerdas oleh Ernest
dengan menggunakan properti-properti yang sederhana. Punch line yang digunakan, topi-topi ber-tag line, sticker, juga
konteks cerita keseluruhannya. Selain itu, aku merasa ada beberapa campaign yang ingin ditanamkan melalui
cerita ini, tentang hidup sehat, hidup jujur, bagaimana mengikuti kata hati
saat kita sedang bimbang, bagaimana kita saling back up pasangan saat dibutuhkan, dan kembali ke kekeluarga untuk
berusaha menyelesaikan masalah yang terjadi. Value yang ditanamkan sangat luar
biasa menurutku.
- Ngiklan yang cukup smooth. Beberapa kali bisa didapati kemunculan brand-brand yang menjadi sponsor dari film ini. Tapi iklan tersebut dimunculkan dengan sangat menyenangkan dan dapat dikompromi. Tidak mengambil alih seluruh cerita, tidak membuat patah adegan yang terjadi, dan malah mengelitik menurutku. Jadi, yaa win-win solution lah buat kedua belah pihak.
Secara
keseluruhan, film ini cocok ditonton untuk orang yang sedang butuh refreshing,
mencari film yang ringan dan ngga pake mikir terlalu berat, tapi komedinya
tetap dapet. Buat mereka yang ngga rela mengeluarkan uang demi menonton film
Indonesia, ya gapapa juga sih. Tapi aku tak menyesal menonton film ini. Isu
keluarganya dapat. Value yang mau ditanamkan tidak setengah-setengah dan
disampaikan dengan cara yang cerdas. Menurutku film ini paket komplit. Aku
kenyang mata, hati, dan otak setelah nonton. Semakin mengagumi Ernest dan
Meira.
…
dan semakin ingin mencoba bikin karya yang sama cerdasnya, yang bisa
menggerakkan hati semua yang melihat. ;)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar