Selasa, 09 Agustus 2016

Saat ditinggal pergi

Gue gabisa masak...
.
.
"Halo nak, udah mandi? ... Kok belum? ... Iya, mandi dulu ya nak. Ibu pulang bawa kue. ... Iya, daah"
.
.
.

Percakapan serupa di atas beberapa kali gue dapati pada seorang ibu (yang juga seorang wanita karir) pada anaknya di telpon saat sedang berada di atas KRL commuter line mengarah pulang. 


Mendengar percakapan itu, gue jadi senyum-senyum sendiri di atas krl.
Selama seminggu, mama gue pergi ke luar kota untuk menghadiri pernikahan keponakannya, yang adalah sepupu gue. (Congrats Bang, anw...)

Karena itu, akhirnya tanggung jawab mengurus rumah secara tidak langsung diserahkan kepada gue. Mengurusi makan pagi, siang, dan malam untuk adik-adik gue. Mencuci piring, baju, menyetrika dan beberes rumah. Menemani adik gue belajar dan membantu mereka mengerjakan tugas. Ditambah lagi tugas gue sendiri yang sebenarnya belum sebegitu banyak sih.

Dengan bekal kemampuan mengurus rumah yang apa adanya, gue menjadi kapten selama seminggu.
Mengatur waktu dengan sedemikian efektif.
Membagi tugas dengan cukup tepat sasaran.

Makanan olahan siap masak gue pernah gosong.
Gue juga sering kena minyak panas, bahkan sampe masuk-masuk ke mata.
Gue (berusaha) bangun pagi, dan tidur paling malam.
Gue berusaha memastikan semua baik-baik saja sebelum seisi rumah pergi tidur. 
.
.
.
Gue gabisa masak.
Dan masih gabisa masak.
Tapi rasanya, gue jadi lebih tough dalam mengurus rumah.
Rasanya...

ps : Dan gue berhasil memasak telor dengan variasi baru! B)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar