Beberapa hari yang lalu, gue
berkesempatan datang ke kediaman seorang Pejabat Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan untuk buka bareng (sambil diskusi ringan-yang-tidak-ringan).
Kalau ada yang bertanya gimana rasanya
ketemu Mas Anies Baswedan, gue akan menjawab biasa aja.
| image source : google |
Ya gimana enggak. Beliau juga
manusia, sama sama makan nasi, sama sama minum air. Apa yang istimewa bertemu
dengan sesama manusia?
.
Yang istimewa bagi gue saat itu
adalah ketika gue bisa IKUT mendengar diskusi yang berlangsung, mendengar pertanyaan
dari orang-orang yang peduli, serta mendengar jawaban-jawaban Mas Anies
mengenai masalah pendidikan di Indonesia.
Mendengar pemikiran beliau membuat
gue SEAKAN-AKAN bisa melihat isi kepala beliau. Apa yang dipikirkan terkait
Indonesia, apa yang dipikirkan terkait pekerjaannya saat ini, apa yang
dipikirkan tentang orang-orang yang banyak mengkritik sebuah isu tanpa
mengetahui fakta yang sebenarnya.
.
Ya, gue adalah tipe orang yang
terakhir. Tipe orang yang seringnya ikut-ikutan mengkritik sesuatu hanya karena
banyak orang JUGA membela sesuatu yang ‘terlihat’ benar. Gue terlalu malas
membaca, terlalu malas mencari sumber dari google yang padahal sangat mudah
dilakukan.
Jadi kalo ada yang bertanya apa
yang gue rasakan saat berada di kegiatan tersebut, berada di tengah-tengah
orang hebat seperti mereka... gue akan menjawab bahwa gue merasa seperti
sebutir debu halus yang nggak terlihat *mengalun lagu butiran debu*
Berapa orang di antara kalian
(gue ragu sih ada banyak yang baca tulisan ini) yang ketika menemui masalah, langsung
mencari solusinya dan menyelesaikan masalahnya tanpa menunda?
Gue termasuk
orang yang ketika menemui masalah, kadang hanya sampai mengeluarkan ide saja.
Eh, enggak deng. Bahkan hasil pemikiran gue masih jauh dari bentuk ide abstrak.
Gue cuman sampe mikir doang, dan yang dipikirin juga ngga jelas apaan. Intinya, gue cuman sampe ikut-ikutan sok
peduli, tapi ngga keliatan bentuk nyatanya.
Hmm, mikirin dan ngungkapin itu
juga bentuk peduli sih. Tapi, yang bisa ngukur itu cuman lu sendiri.
.
Bedanya sama orang-orang yang gue
temui disana,
ketika mereka peduli, mereka
bertanya. Lalu, dicari akar masalahnya apa, dan dicari kira-kira apa kontribusi
yang bisa mereka berikan.
Lalu?
Lalu mereka membuat socialenterprise yang bisa membantu menyelesaikan (atau minimal
meminimalisir) masalah yang ada. Mereka buat penelitian, gerakan, komunitas,
platform, atau bahkan aplikasi yang bisa membantu pergerakan pemerintah dalam
membenahi Indonesia. “Karena tentu saja pemerintah pun butuh bantuan
orang-orang swasta untuk bergerak”.
Dari apa yang Mas Anies share, gue sadar bahwa ketika kita punya
sebuah ide (yang menurut kita bagus), ya baiknya sih langsung dijalankan dulu.
Karena yang sudah sudah, ketika kita terlalu banyak melihat saran dan kritik
orang lain, ya ngga akan jalan jalan. Karena selalu ada yang punya bahan
kritikan untuk segala sesuatu yang kita lakukan.
Toh, ketika ide tersebut berhasil
dijalankan dan berfungsi dengan baik, akan banyak yang bangga dan bersyukur
dengan apa yang sudah kita buat.
---
[Sekilas Info]
Ternyata, kementrian punya datalengkap mengenai aspek-aspek akademis dari SD hingga SMA yang diupdate secara
berkala. Program yang baru mereka lakukan adalah menghitung Indeks Integritas
UN instead of hanya nilai UN semata.
Lebih baik kan kalau nilai baik yang kita dapat, diikuti dengan integritas yang
tinggi pula. :)
Program lain yang akan dilakukan
oleh Kemendikbud adalah Hari Pertama Sekolah (kalo gasalah inget). Jadi,
pemerintah ingin, di tanggal 18 Juli nanti, ada gerakan serentak di seluruh
sekolah, dimana kedua orang tua meluangkan waktunya untuk mengantar anaknya ke
sekolah. Nantinya para PNS akan diizinkan masuk kantor sedikit lebih siang
untuk mendukung gerakan ini.
Gue pikir, kita manusia kadang HANYA
memikirkan apa yang menguntungkan BAGI KITA, SAAT INI.
Tapi di balik itu, ada orang-orang (yang selalu kita kritik) yang memikirkan jauh lebih BESAR dan lebih LUAS dan lebih JANGKA PANJANG.
Mungkin kadang memang harus
mengorbankan satu dua pihak untuk sementara waktu.
Tapi toh, kita tidak bisa
menyenangkan semua orang, right?
Gue rasa, kita sebagai anak muda,
yang punya tenaga lebih banyak, punya suara lebih kencang, punya kemauan lebih
tinggi, bisa banget loh ikut serta mendukung kegiatan-kegiatan pemerintahan
yang baik.
Disaat kita belum bisa punya ide sendiri, kenapa enggak kita
mendukung ide orang lain yang dirasa baik?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar