Kamis, 21 April 2016

"Carilah dirimu sendiri, maka dalam jangka panjang kau hanya akan menemukan kebencian, kesepian, keputusasaan, kemarahan, kebobrokan, dan kebusukan.
Tetapi carilah Kristus, maka kau akan menemukan-Nya, dan bersama-Nya, segala sesuatu yang lainnya akan ditambahkan."  
- C.S. Lewis, Mere Christianity -




- kalimat ini ditemukan dalam buku There you'll find Me (Jenny B. Jones),
yang dari bukunya terpancar kesedihan dan ke-desperate-an 
sang tokoh utama dalam mencari sesuatu -

Kamis, 07 April 2016

Memilih adalah perkara sulit.
Tapi, mempertahankan pilihan juga perkara yang sama sulitnya.

Rabu, 06 April 2016

Mengkonsepkan hidup

Gue ngga pernah membayangkan akan menjadi seorang peneliti.
Menurut gue, bidang itu adalah bidang yang serius dan bukan gue banget.

Setelah ditelisik lebih lanjut, gue menyadari bahwa rasa takut tidak memiliki kapabilitas membuat laporan dan berpikir sistematis menjadi alasan utama gue kenapa akhirnya malas mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut.


Lalu, dalam proses membuat sebuah penelitian wajib di kampus, gue dikenalkan dengan seorang dosen yang berdedikasi tinggi dalam pendidikan.
Beliau menekankan pentingnya pemahaman dan sistematika berpikir dalam membuat penelitian.
Gue di gojlok untuk benar-benar paham luar dalam mengenai konsep yang gue gunakan, dan di tempa untuk mengenali alat ukur yang gue gunakan.


Hasilnya?
Gue menyelesaikan penelitian tersebut dengan membawa bekal bahwa pemahaman yang gue miliki dapat gue terapkan di kehidupan nyata.

Selebihnya,
Gue menjadi tempat bertanya dan teman diskusi bagi beberapa orang junior.
Hasil penelitian gue menjadi acuan bagi penelitian mereka.
Dan nama gue tercantum dalam laporan mereka.


Bagi gue, pencapaian tersebut sudah lebih dari cukup untuk meningkatkan self-esteem.
Self-esteem yang meningkat, memungkinkan gue untuk memiliki self-acceptance yang tinggi.


Harapannya,
sebentar lagi gue akan mendapati bahwa psychological well-being gue sebagai peneliti adalah tinggi.

Selasa, 05 April 2016

"Hidup yang mana?"

"Ya masa gara-gara itu, lu mau mengorbankan hidup lu sih?"

.
.
.

Aku rasa, aku menemukan bahwa hidupku adalah tentang memberi.
Melihat bahwa Dia yang sudah lebih dulu memberi dan berkorban banyak.
Ya, aku rasa, aku terobsesi untuk menjadi sepertiNya.


Memiliki hidup, yang mana berdampak bagi banyak orang.
Hidup yang maknanya bisa diserap hingga sari oleh banyak orang.


Lalu, ketika aku mencari cara untuk mencapai tujuan itu,
Seorang teman berkata bahwa aku mengorbankan hidupku.


Hidup yang mana?

Jika yang dimaksud adalah hidup dengan masa depan gemilang,
Memberi juga memiliki masa depan gemilang.

Jika yang dimaksud adalah hidup yang penuh dengan kebahagiaan,
Memberi bagiku adalah berbahagia.
Berbahagia melihat mereka tak susah,
Berbahagia ketika mereka mengucap bahwa mereka menerima bentuk kasih itu.

Jika yang dimaksud adalah hidup penuh kelimpahan,
Memberi bukannya tak bisa memiliki yang berlimpah.
Hanya tinggal memaknakan apa yang dimiliki secara tumpah ruah.


Jadi, hidup yang mana yang akan ku korbankan?
Bagiku, ini malah merupakan perjalananku mencari hidup.

Jika memang harus melepas yang lama untuk mendapatkan yang baru,
Jika memang harus merasakan kesakitan seperti ganti kulit,
Jika memang harus,

Aku tetap ingin berhasil melewatinya.

Dua dunia

Aku merasa hidup di dua dunia.

Dunia yang jauh dan mencekam.
Yang dipenuhi dengan ketidakpastian.
Tapi didalamnya aku hidup.
Dan didalamnya, aku tahu siapa aku.


Atau,
Dunia yang penuh dengan rasa aman.
Dunia yang pasti dan tidak khawatir.
Tapi didalamnya aku gamang.
Masih harus menerka, keakuan hidupku.

Sabtu, 02 April 2016

berteman apa jual diri?

"Kenapa nggak mau ikut, Lid?"

"Nggapapa kak. 

Aku sedang tidak mood. 
Nanti aku tidak bisa bermanis-manis disana.
Terus acara kalian malah keganggu kalo ada aku..."

"Siapa bilang kamu harus bermanis-manis?

Nggak kok, kamu tidak bertanggung jawab untuk membuat orang lain senang dengan tingkahmu, kan?!"

"Bukannya semua orang punya tanggung jawab untuk membuat orang lain senang kepadanya?"


"Kamu mau berteman sama siapa, Lid?

Mau berteman apa mau jualan diri?"
Aku kadang ingin menyalahkan jarak.
Yang karenanya, rasa ikut terbang menghilang.
Atau lapuk memudar.