saya belajar bahwa betapa mengerikannya sebuah perkataan yang diucap tanpa data yang jelas.
ketika sebuah data dibicarakan dari mulut ke mulut, belum tentu hasilnya 50% sama, bahkan mungkin akan menjadi 100% berbeda.
bumbu yang ditambah dan dikurangi bisa membuat tokoh utama menjadi sangat jahat sesuai keinginan sang pencerita.
dari situ, kita tidak dapat mengontrol persepsi masyarakat awam tentang apa yang sebenarnya terjadi.
dan sebuah kejadian serupa membuat saya sangat marah, terutama karena hal itu terjadi pada seorang teman yang dekat dan menurut saya beliau sudah banyak berkorban.
ketika rasa marah itu muncul, dan saya tidak punya hak untuk meluruskan cerita tersebut, maka yang terjadi adalah saya membenci sang pencerita.
maka hati-hatilah saat berbicara.
tidak ada orang yang senang jika menjadi tokoh antagonis dalam dongeng orang lain!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar