Sabtu, 28 Februari 2015

Gadis kecil berbaju merah

Mimi adalah anak saudagar kaya di pinggir pulau Qweeney. Semenjak kecilnya, ia selalu dimanja dan hidupnya bisa dipastikan sempurna sesuai dengan apa yang Mimi inginkan.

Mimi hanya punya satu teman, yaitu anak tukang kebun rumah mewahnya. Namun, Mimi tak pernah merasa kesepian, karena Bilbo, anak tukang kebun tersebut, selalu ada buat Mimi.


Suatu ketika, sudah waktunya bagi Mimi untuk memasuk sekolah dasar di kampung seberang. Karena Bilbo berasal dari keluarga yang tak berada, maka Bilbo tidak dapat ikut bersekolah dengan Mimi. 

Meski begitu, Mimi tetap mau mengajarkan Bilbo apapun yang didapatnya dari sekolah. Ia belajar sangat keras, bertanya sangat banyak, dan memerhatikan dengan diam, memastikan dirinya cukup paham untuk kemudian menjelaskan semuanya kepada Bilbo.


Bilbo tak pernah menuntut banyak kepada Mimi. Bahkan Bilbo pun sejujurnya malas mendengarkan materi baru yang selalu dibawa oleh Mimi. 

Namun, Mimi berkeras karena katanya ilmu itu bisa membuat kita pintar. Dan pintar bisa membuat kita dapat pekerjaan. Dan bekerja bisa membuat kita kaya raya. Alasan itulah yang membuat Mimi berusaha sangat keras untuk belajar banyak hal, mencoba banyak hal, membenarkan banyak hal yang salah dari apa yang pernah ia lakukan.


Kemudian, sekolah Mimi kedatangan anak baru yang berasal dari kota, dan sifatnya sangat bengal. Seberapapun Mimi mencoba baik, tidak ada balasan yang juga baik berasal dari anak baru itu. 

Awalnya Mimi tak ambil pusing, toh ia masih punya Bilbo dirumah, Mimi tidak perlu teman lagi. Tapi, semakin lama anak baru itu semakin membuat Mimi naik darah. Apapun yang Mimi lakukan selalu menjadi sorotan utama anak baru itu. Sebaik apapun Mimi berusaha, anak baru itu bisa mengalahkan Mimi. Ia menjadi juara kelas, dan menjadi sorotan para guru.


Mimi kesal, bukan kesal pada anak baru itu. Mimi kesal pada dirinya, bisa-bisanya ia menjadi sangat bodoh. Dengan semua yang sudah ia pelajari, dengan semua yang sudah ia coba, ia masih bisa dikalahkan oleh anak baru itu. Ini kali pertama Mimi merasa kecewa pada dirinya. Ketika semua tidak lagi menjadi seperti apa yang Mimi inginkan.

Sekarang Mimi merasa kecewa, juga pada hidupnya. Pada hidup yang menawarkan mimpi yang abu-abu. Hidup yang mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja, padahal tidak. Hidup dimana ia memimpikan hal yang sempurna, tapi bahkan tidak mampu ia jalani.

Jumat, 27 Februari 2015

Petuah nenek sihir

Lagi-lagi mengecewakan diri sendiri.
Sudahlah, kau sudah kehilangan sinarmu.
Tak ada lagi yang dapat kau lakukan untuk membuang kerak-kerak yang menutupi sumber cahaya itu!

Yang bisa kau lakukan sekarang, anak kecil, hanya berusaha sekuat tenaga untuk kembali bersinar lebih terang dari pada segala kerak hitam itu. 

Selamat mencoba!
dan jangan berhenti sampai kau sudah tak sanggup lagi!
Yang mana artinya kau sudah kalah, dan tak perlu repot-repot kembali.
... dasar anak kecil.

Senin, 16 Februari 2015

women logic!


title : Is It Creepy or Romantic?
 -Wong Fu Production-
sumber : youtube

gue hanya bisa ngakak nonton video ini.
yah, seringkali gue berpikiran hal yang sama.
tapi, siapa yang bisa disalahkan kalau ternyata wanita pada umumnya memikirkan hal yang sama?
:p

Sabtu, 07 Februari 2015

lebih baik tidak berucap, daripada sekedar berbasa-basi

tiap orang memang punya 1 mulut, dan ya! tiap orang memiliki kemampuan untuk bercerita, meski dengan intensitas yang berbeda.

namun Tuhan menciptakan 2 telinga untuk kita mau mendengar lebih banyak. dan tidak setiap orang mau menyempatkan sedikit waktunya untuk mendengar orang lain.


mungkin kalian hanya berbasa-basi.
tapi, tidak semua orang menganggap ucapan kalian enteng.
ada yang mengabaikannya seperti angin lalu.
ada juga yang berharap banyak dari ucapan yang kalian lempar sekenanya.

ketika itu terjadi, kita tidak pernah tahu seberapa sakit hati mereka. 

watch your words!

saya belajar bahwa betapa mengerikannya sebuah perkataan yang diucap tanpa data yang jelas.

ketika sebuah data dibicarakan dari mulut ke mulut, belum tentu hasilnya 50% sama, bahkan mungkin akan menjadi 100% berbeda.

bumbu yang ditambah dan dikurangi bisa membuat tokoh utama menjadi sangat jahat sesuai keinginan sang pencerita.
dari situ, kita tidak dapat mengontrol persepsi masyarakat awam tentang apa yang sebenarnya terjadi.

dan sebuah kejadian serupa membuat saya sangat marah, terutama karena hal itu terjadi pada seorang teman yang dekat dan menurut saya beliau sudah banyak berkorban.

ketika rasa marah itu muncul, dan saya tidak punya hak untuk meluruskan cerita tersebut, maka yang terjadi adalah saya membenci sang pencerita.
maka hati-hatilah saat berbicara.

tidak ada orang yang senang jika menjadi tokoh antagonis dalam dongeng orang lain!

Sebulan lalu



Sebenarnya sudah berjanji untuk tidak menulis menye-menye tentang sebulan kemarin.
Hanya ingin meninggalkan marka saja.
Kali-kali, nanti jika rindu, bisa dibuka dan dilihat kembali. :)
Kembali sama.

Lagi-lagi, aku tak bisa berharap pada kata.
Mungkin kali ini benar hanya punggung yang punya kekuatan untuk jujur.
Jujur berkata bahwa aku tertolak.

Ketika mata dan mulut tak bisa berkata, punggung menunjukkan bahwa aku terabaikan.
beberapa postingan di bawah adalah tulisan yang baru sempat di-publish karena keterbatasan sinyal internet...
mohon dimaklumi :)

selanjutnya sangat ingin rutin mem-publish tulisan lain yang lebih berbobot.
semoga :)

Akhirnya, "Dibalik '98"...

Bagi gue, pemilihan sebuah judul sangat berpengaruh kepada minat nonton masyarakat Indonesia. Emang sih banyak hal lain yang menjadi pertimbangan buat memilih film, seperti siapa director-nya, cast-nya, genre, kemudian barulah sinopsis. 
Tapi selain itu, judul juga penting!


Pertama kali ngeliat trailer film ‘Dibalik 98’, gue merasa tergugah melihat perjuangan seorang mahasiswi dalam menuntut apa yang menurutnya benar. Rasa penasaran gue memuncak setelah melihat judul filmnya. 

Bagi masyarakat awam, judul tersebut seperti menyimpan banyak misteri dibalik sebuah perjuangan yang nyata. Dan dibalik sebuah rahasia pasti ada kebenaran atau ketidakadilan. Maka, sebelum filmnya di-banned, gue sangat ingin menonton filmnya.


Fyi, sebagian besar Januari gue dihabiskan dengan KKN di Ciamis dengan kehidupan yang sedikit lebih terbatas, terutama internet. Maka sepertinya akan sangat susah bagi gue buat nonton di bioskop. Tapi akhirnya Minggu kemaren, kami (gue dan temen-temen gue), pergi ke sebuah mall di daerah Tasik, dan akhirnya kesampaian juga buat menyambangi bioskop dan melunturkan hasrat menonton disana.


Dari segi sinematografi, gue menganggap filmnya lumayan bagus, dengan sound effect yang berdentum dengan pas (apa karena efek suara bioskop, yak? haha). Pengambilan gambarnya pun tidak monoton, mereka mencoba mengambil gambar menggunakan ketinggian kamera yang rata-rata dada, sehingga tidak melulu detail muka yang terlihat; tapi tetap jelas terungkap moment yang ingin disampaikan. Meski ada beberapa transisi yang agak patah dan sedikit mengganggu, tapi secara keseluruhan, film ini bagus.

Hanya, menurut gue, gue merasa kecewa dan dibodohi. Ketika yang gue terima tidak seperti yang gue harap gue terima. Seperti yang tadi gue sudah sebut diatas, awalnya gue sangat menggebu-gebu ingin menonton. Tapi setelah keluar, gue merasa lemas. Ternyata film yang gue tonton hanyalah film fiksi yang mengangkat tema romance, dan family. Gue merasa tidak sepenuhnya mendapatkan semangat ‘98 yang dijanjikan di trailer. Dan tidak ada misteri dibalik judul yang diberikan. Semacam membeli sebungkus angin dengan label kacang telur.

Mungkin pembelajaran buat gue, lain kali, jangan ingin buru-buru nonton ini itu dulu, tapi coba cari sinopsis dan review dari orang yang sudah pernah menontonnya. Agar tidak makan kacang rasa angin...

Mengenang MIBA (se)tahun lalu :)

Berhubung di post sebelumnya udah dibahas mengenai sekilas perjalanan MIBA ke Jogja, sekarang gue mau ngepost tentang perjalanan MIBA yang sebenernya setahun kebelakang.
Di mulai dengan pemilihan anggota yang membutuhkan sangat banyak pertimbangan (lebay deng :p), maka pada tanggal 1 Januari 2014 diumumkanlah nama-nama anggota MIBA yang terpilih untuk menjabat selama setahun kepengurusan.
 
Musyawarah Mahasiswa Awal Tahun 2014


Kemudian, setelah beberapa kali berembuk, jungkir balik sana sini (ini lebay) akhirnya ter-sah-kan-lah beberapa proker yang dibawahi oleh MIBA baik secara langsung maupun tidak langsung. Dimulai dari Study Break, proker KK Musik; Demo KK untuk memperkenalkan Kelompok Kegiatan yang ada di Fapsi Unpad; OMPSI, sebulan-olahraga-&-seni-nya Fapsi Unpad; Makrab KK; hingga 3ON3, prokernya KK Basket; dimana idealnya diiringi dengan pengontrolan seluruh KK selama setahun penuh. Oiya, jangan lupa juga kalo MIBA bantu ngurusin FORSI yang sedikit banyak sangat susah di handle!



Open House BEM 2014

Team Building 

Little Project 2014


Study Break 2014


Olimpiade Psikologi 2014

Malam Keakraban KK 2014

Psyaward 2014

Sebenernya kalo dilihat secara sekilas, Departemen Minat dan Bakat ini bisa dikatakan departemen yang menarik peminat cukup banyak. KATANYA SIH ... karena prokernya seru-seru, jadi pada pengen ikut andil bantu di belakang layar. Mereka nggak tahu aja tuh bahwa sebenernya proses di belakang layar nggak semudah kelihatannya.

Radept kami hampir selalu diadakan malam hari berhubung kesibukan anak-anak MIBA yang ngga abis-abis. Bahkan juga pernah rapat hingga sahur hanya untuk menyelesaikan agenda di satu rapat. (Maaf ya pak ketua, melanggar aturan rapat haha)

Tapi sebenernya ngga seburuk itu sih kerja di MIBA. Terutama kerja bareng mereka ber-5 dengan bantuan sangat-banyak-sekali-civitas dalam persiapan maupun proses pelaksanaannya. Makasih makasih *terharu* :’)


Buka kartu lagi nih, sama seperti tahun-tahun sebelumnya, di tahun ini pun gue rasa anggota MIBA cukup bersemangat dan sangat gerak cepat, juga bisa diandalkan. Buktinya berbekal sebuah fenomena ‘kampus sepi yaa...’, akhirnya tercetuslah sebuah proker dengan PERSIAPAN KURANG DARI 2 MINGGU!

Senandung Plaba

Proker kecil-kecilan ini, meskipun masih banyak kesalahan di sana sini, dengan hanya tenaga kami ber-6, lumayan sukses bikin orang-orang (yang hadir) bahagia menurut gue. Dan pada intinya, kerja kami memang tentang membuat orang lain berbahagia dengan apa yang mereka sukai dan dengan apa yang mereka bisa.


Gue harap sih, sesuai tujuan departemen ini, anggota MIBA pun berbahagia menjadi bagiannya. Berbahagia saat menjalankan program kerjanya masing-masing. Berbahagia menghadapi kesel-senengnya radept ampe malem yang kurang efektif efisien tapi penuh ama banyolan anggota-MIBA-minus-gue-karena-gue-gabisa-ngelawak. Haha Tidak lupa juga lebih berbahagia saat akhirnya menyelesaikan setahun kerja bareng kami dengan peluh yang bercucuran. ;’)

Makasih setahun barengnya. Makasih udah menjadi bagian dari MIBA. Makasih udah mau bekerja lebih dari yang diharapkan hanya dengan berbayaran sebuah pengakuan dan selembar sertifikat. Makasih udah jadi diri masing-masing yang saling melengkapi satu sama lain!

Gue bangga sama kalian, dan gue sayang sama kalian. ({})


Ps : tadinya postingan ini gamau dibawa menye, tapi udah terlanjur. Yaudahlahyaa, dinikmati ajaa hehe

Sampai berjumpa di liburan selanjutnyaa :)

Senin, 02 Februari 2015

Ketika mereka menunjukkan punggung yang kokoh,
aku pun akan membalas dengan punggung yang tegar.