Selasa, 23 Juni 2015

merasa menang :)

Seminggu terakhir kayaknya penuh dengan hal-hal yang masuk tapi tidak dapat dikeluarkan dengan jujur.
Jadilah semuanya mumet didalam kepala dan didalam hati saja.

Ditambah dengan rasa rindu rumah yang amat sangat, 
dan mereka yang tadinya ada dalam lingkaran sosial lama-lama menjauh. 


Kemudian, akhirnya tadi menyempatkan untuk menelpon rumah,
mendengar suara mama dan adik-adik rasanya bikin hati adem.

Seperti kebanyakan orang tua saat ditelpon anaknya, isi pembicaraannya hanyalah menanyakan kabar tentang skripsi (yang sudah dua minggu tidak dipegang), dan petuah-petuah lain yang panjang kali lebar kali tinggi sudah dihafal luar kepala.

Tapi rasanya adem ketika tahu harapan mereka sangat tinggi, 
dan meskipun banyak larangan ini itu, banyak aturan sana sini,
yang terkesan mengungkung kemandirian dan membatasi pergaulan,
akhirnya dapat diungkapkan meski tersirat, dan menurunkan ego bukan main. 

semakin dewasa, memang semakin tahu apa keinginan mereka, terutama yang tidak atau belum disampaikan.
namun kadang, ego anak tetaplah lebih besar.
mereka hanya ingin mengalahkan ego orang tua, dan kemudian menunjukkan kemenangan atas keras kepala si anak.


dan kali ini, saya merasa menang.
mengalahkan ego mama, tanpa harus melawan dengan keras kepala.
mungkin terkesan jadi anak durhaka, 
namun kadang yang dibutuhkan anak hanyalah kejujuran dan dimengerti :p 
:D

Minggu, 21 Juni 2015

#JikaAku...

Jika aku punya kekuatan super...
Aku akan memilih untuk bisa membelah diri.

Aku akan membelah diriku menjadi empat bagian.


Bagian pertama akan kutinggalkan di Jatinangor, mengembara kembali bersama mereka yang sudah lama tertinggal.
Membayar waktu yang habis pergi untuk mereka yang sempat terabai.

Bagian kedua akan kutinggal di kamar kosan, untuk kemudian kembali mengerjakan tanggung jawab yang kini hanya formalitas belaka. 
Mengejar angka di atas kertas, mengejar pengakuan hitam di atas putih, yang menentukan akan jadi apa aku kelak.

Bagian ketiga, akan kubawa ke Bandung.
Menyelesaikan semua yang belum selesai, memberi support psikis kepada mereka yang tak bisa kubantu secara nyata.
Karena gadis ini memang tak bisa apa-apa.


Satu bagian terakhir kubiarkan beristirahat, membayar tidur dan menyeimbangkan fungsi otak.
Mungkin akan kubiarkan dia berjalan-jalan kembali ke rumah.
Menghapus rindu kepada enam orang yang sudah lama tak bertatap muka.
Membayar waktu yang juga habis tanpa hadir mereka.


Aku hanya tak ingin kehilangan momen.
Ketika bisa kukerjakan semua, kenapa tidak?

#JikaAku...

moodswing¬

dunia (tidak pernah) sempurna

akhir-akhir ini banyak hal yang tidak berjalan sesuai rencana.
banyak hal yang bikin gue kecewa. sangat.

tapi lalu, hari ini gue mendengar seorang Bapak berkata kira-kira seperti ini, 

"memang tidak semua hal yang sudah kita rencanakan bisa berjalan dengan lancar, bisa berjalan sesuai dengan rencana.
meskipun semua sudah direncanakan dengan matang, pasti ada aja hal yang tertinggal dan miss di sana sini.

Hal itu benar-benar menunjukkan bahwa satunya-satunya yang sempurna ya hanya Tuhan. Dan hal itu membuat kita untuk terus berserah dan mengingatkan kita untuk selalu berharap padaNya."



Ya, Tuhan.
Ingatkan saya selalu bahwa saya tidak ada apa-apanya dibanding dunia...

hvffttt

gue tau tidur tidaklah menyelesaikan masalah.
tapi bangun dan berpikir pun belum tentu membuat masalah itu hilang.

lalu, harus apa?

Selasa, 16 Juni 2015

Mainan baru.

Sebulan terakhir ini, gue punya kesibukan baru yang bikin jadi (lebih) sering ngampus.

Sebagai anak yang gabisa diem, tentu aja ngumpul bareng menjadi sesuatu yang menyenangkan. Apalagi sambil melakukan sesuatu yang juga sangat menyenangkan.

Dimulai dari ngejar-ngejar senior buat ngobrolin tentang ide yang menarik.
Ngajak orang sana sini biar mau ikutan bareng di proyek ini.
Kemudian mulai merencanakan semuanya hingga tiba saat-saat seperti ini, tahap eksekusinya.

Gue belom mau bocorin apa yang kami lakuin saat ini. Entar malah php ehehe

Tapi, yang jelas, kerja bareng mereka bener-bener bisa bikin gue seneng dan jadi lebih kenal sama mereka. :D



Kayaknya ngga jadi masalah pulang malem (hampir) tiap malem hanya gara-gara proyek ini. Bahkan sudah mulai bisa menyebut diri jadi kuncen kampus haha
Berkali-kali tidak mencapai target pun yasudahlaahh...



yah, intinya pengalaman sih yaa. 
bukan hanya tentang apa yang nantinya didapat secara nyata, tapi juga yang dirasa secara tidak langsung.



kami hanya sesederhana mahasiswa yang mau, mampu, dan mau mampu.
sekelompok mahasiswa yang berani bergerak, dan tak mau dibatasi oleh keterbatasan.

kami punya mimpi yang sama.
dan punya niat yang sama. 
sama-sama tulus dalam melakukan proyek ini. :)

dan kami, tentu saja tidak seperti kelompok (lain) kebanyakan...

Mimpi manusia

Setiap kita pasti punya mimpi.
Apa mimpi lu? Apa cita-cita lu?
Kalo menurut psikotes yang biasa dilakukan oleh mahasiswa psikologi, “cita-cita disini haruslah diisi dengan sesuatu yang konkret, jangan dengan sesuatu yang abstrak dan terlalu umum seperti ‘ingin menjadi masyarakat yang berguna bagi bangsa dan negara'". haha  


Berbekal hasil ngobrol dengan seorang senior, gue mendapati bahwa cita-cita utama yang harus dilakukan oleh seorang anak ya tak lain dan tak bukan adalah untuk membahagiakan kedua orang tuanya.

Caranya?

Nah ini yang harus dipikirkan. Karena, cara setiap orang berbeda-beda.
Ada yang mengatakan bahwa membayar biaya kuliah dengan mendapatkan beasiswa sudah cukup membahagiakan orang tua.
Ada juga yang bilang, membuat karya ilmiah, ikut lomba sana-sini, mendapat nilai ‘dengan pujian’ disetiap semesternya, adalah cara mereka membahagiakan orang tua mereka.


Bagi gue? Beda lagi tentunya.

Gue bukan jenis orang-orang pintar diatas.
Saat ini, gue hanya bisa mencari pengalaman apapun, kemanapun, dimanapun, yang sekiranya mau dan mampu gue ikuti. Intinya untuk membekali diri gue, sehingga nantinya, pas gue kerja, ya nggak cuman asal kerja ecek-ecek doang. Gue pengen bisa punya integritas, loyalitas, dan terminasi-terminasi lain yang biasa digunakan di lingkungan kerja. Mungkin dosen gue merangkumnya dengan istilah ‘sikap kerja yang baik’.


Ya, itulah intinya.
Tapi outputnya, gue hanya mau, nanti ketika gue meninggal, di pemakaman gue, ada banyak orang dari kalangan manapun, yang datang menangis haru, tapi hanya membicarakan kenangan-kenangan yang baik tentang gue.




Ps : Tambahannya, tentu saja semua itu gue lakuin sesuai apa yang Tuhan pengen gue lakuin, dengan cara yang pantas, dan hanya untuk kemuliaan namaNya hingga akhir :D

:x

Ngomong teh gampang.
Nasihatin orang teh gampang.

Tapi ngelakuinnya buat diri sendiri, susahnya minta ampun!


Barusan gue memberi saran kepada seorang adik terkait masalah yang ia hadapi.
Kemudian, setelah direnungkan, ternyata saran yang sama harusnya gue teriakin di depan muka gue sendiri!

Ya, Lid. 
dengerin baik-baik apa yang barusan lu omongin.
jangan cuman didengerin, tapi juga diresapin dan dilakukan!

Senin, 08 Juni 2015

MENGASIHI KARENA KASIH

Tulisan ini gue buat sekitar 14 jam menjelang persiapan Seminar UP gue.
Hari ini rasanya dahsyat! 

Entah harus senang atau sedih...


Persiapan UP ini gue jalani seorang diri, dan mungkin hingga besok pagi tetap akan seorang diri.
Meskipun rasanya sedikit takut, tapi satu yang pasti, hingga detik ini, gue masih merasakan kasih Tuhan itu nyata banget di hidup gue.

Gue akui, gue sedikit kesepian, sedikit marah, sedikit kesal, juga takut.
Tapi disaat yang bersamaan, ada rasa senang, ucapan syukur, semangat.
Sama seperti bahasan skripsi yang lagi gue buat hehe


Banyak hal yang udah gue lalui, dan nggak sempat gue tuliskan disini.
Tapi intinya, hari ini gue cuman mau menulis sedikit.


" ... kalau gue nggak ngerasain kasih Tuhan, mungkin saat ini gue sudah menyerah. Tapi gue tahu, gue mengasihi orang lain, karena gue (yang berdosa ini) sudah lebih dulu dikasihi oleh Tuhan. Lalu, kenapa gue masih pelit dalam hal mengasihi?

Bagi gue, kasih itu bukan take and give. Lu bakalan mengasihi orang yang mengasihi lu duluan. Kalau kayak gitu, jelas kita tahu bahwa di dunia nggak akan ada yang namanya kasih tulus, selain hanya kasih atas dasar materialism semata.

Yuk, crosscheck diri. APA ALASAN LU MENGASIHI ORANG LAIN?
Mengasihi orang terdekat lu... TULUSKAH? "

Selasa, 02 Juni 2015

HOPE dan WISH

Seorang dosen berkata, 
"HOPE adalah harapan yang diikuti dengan logika dalam penghitungan kemungkinkan sesuatu tersebut terjadi.

Menurut saya, saat ini kalian masihlah menunjukan WISH dan bukan EXPECTANCY.

Saya tahu, kalian sangat ingin menyelesaikannya dengan cepat.
Tapi menurut saya, kita harus hitung kemampuan kalian, kemampuan saya, dan kemampuan orang sekitar dalam pengerjaan tugas ini.

Saya tahu banyak hal yang akhirnya membuat tugas ini merayap, dan bukan berjalan.
Tapi saya harap, kalian tetap mengerjakannya penuh harap (HOPE), dan bukan hanya sekedar ingin (WISH) semata."

#OneFilmADay(OrMore)

Berawal dari tugas sebuah mata kuliah bernama Ilmu Pernyataan, akhirnya gue dipaksa menonton film Lie To Me.

Film yang gue tonton bukan versi drama Korea!
Film ini diadaptasi dari ilmu yang dimiliki oleh Paul Ekman, seorang psikolog yang berasal dari Amerika, yang memulai penelitian mengenai emosi dan facial expression.

Sir Paul Ekman (81)

Gue yang baru mempelajari se-uprit bagian tentang micro expression ini merasa sangat waaaaaah *tidak terdefinisikan* haha


Gue akhirnya merasa sangat penasaran untuk menyelesaikan film ini (padahal mah emang karena doyan nonton), dan mempelajari mimik wajah orang lain.
Beberapa kali gue coba mempraktekan ilmunya.

Dan gagal!

Emosi manusia yang muncul dari mimik wajahnya hanya bertahan sekitar sekian detik saja.
Dan tanpa kemampuan observasi yang baik, nggak akan mungkin kita bisa peka menangkap emosi yang muncul.

Kalo kalian penasaran, sila ditonton filmnya, biar tambah penasaran. :D
Setelah nonton film ini, gue jadi ngerasa, (hampir) empat tahun kuliah di jurusan psikologi teh nggak ada apa-apanya ._.

#OneFilmADay(OrMore)