jumat lalu, gue dan temen-temen gue menonton sebuah film berjudul Rectoverso.
udah lama sebenernya gue liat-liat trailernya di youtube, dan akhirnya kesampaian juga buat nonton. :D
gue suka banget sama film ini.
kenapa? yah, suka juga gak selalu butuh alesan kan? :) hehe
Cerita yang paling gue suka adalah cerita tentang ketulusan cinta dari seseorang yang bahkan tidak tahu apa itu arti cinta yang sebenarnya.
"SERATUS ITU SEMPURNA. KAMU, SATU, TAPI LEBIH DARI SEMPURNA" -Malaikat Juga Tahu-
"apa untungnya coba kita tahu orang yang ada di dekat kita itu akan meninggal, tapi kita nggabisa melakukan apa-apa untuk merubah itu semua"
- Firasat-
"cicak itu hewan yang setia. seberapapun dia nggak di anggep sama manusia, tapi dia tetep nempel di dinding buat nangkepin nyamuk biar kita nggak digigitin" - Cicak Di Dinding-
"Aku kan berjanji
Untuk diam
Duduk ditempatku
Menanti seorang yang biasa saja
Segelas air ditangannya
Kala ku terbaring sakit
Menentang malam
Tanpa bimbang lagi"
Untuk diam
Duduk ditempatku
Menanti seorang yang biasa saja
Segelas air ditangannya
Kala ku terbaring sakit
Menentang malam
Tanpa bimbang lagi"
“Sahabat saya itu adalah orang yang berbahagia. Ia menikmati punggung ayam tanpa tahu ada bagian lain. Ia hanya mengetahui apa yang ia sanggup miliki. Saya adalah orang yang paling bersedih, karena saya mengetahui apa yang tidak sanggup saya miliki” -Hanya Isyarat-
dan satu lagi cerita yang bikin gue pengen senyum-senyum sendiri adalah tentang seorang gadis yang merasa cukup untuk mencintai sebatas punggungnya saja. bukan, bukan karena gue pernah punya kisah yang sama dengannya (buka kartu). tapi gue juga suka karena dia bisa membawakan monolog-monolognya yang dihiasi untaian puisi dengan sangat bagus. (y) *keprok keprok*
“Aku jatuh cinta pada seseorang yang hanya sanggup aku gapai sebatas punggungnya saja.” :')






Tidak ada komentar:
Posting Komentar