Percakapan siang tadi.
Pernahkah kamu mengecewakan seseorang?
Pernah. Seorang Sahabat.
At least, seseorang yang masuk dalam lingkaran pertemananku.
Mengecewakannya bahkan saat dia sedang sangat membutuhkanku.
Bagaimana rasanya?
Sakit. Menyesal.
Apa yang terjadi?
Aku sibuk.
Terlalu sibuk melakukan hal yang membuatku senang.
Sehingga menjadi tidak ada waktu untuknya.
Dia sangat sering menolerir ketidakhadiranku.
Tapi bahkan dia masih mau menyakiti dirinya dengan berharap padaku,
berharap aku punya sedikit waktu untuknya saat itu. Saat Ia sedang sangat butuh teman.
Lalu apa yang kamu lakukan?
Aku berusaha untuk menghampiri meski ditolak.
Aku berusaha untuk hadir meski terlambat.
Aku membayarnya dengan menerima saja
ketika dia tidak lagi percaya padaku -- dan memilih menjauh karena kecewa.
Tapi,
Aku tak berhenti di situ. Aku berusaha memegang yang tersisa.
Berusaha menghargai waktu dan kehadiran seseorang.
Menghargai apa yang bisa kulakukan untuk orang lain.
Memberi waktu, tenaga, dan perhatianku untuk mereka yang masih tersisa dan hadir hingga kini.
Aku pernah kecewa, dan tidak lagi mau menjadi alasan orang lain merasakan sakitnya. :)
Aku juga pernah. Dan rasanya tidak enak.
Apa yang harus kulakukan?
Mengakulah padanya. Minta maaf.
Tapi lalu tetap berjalan, dan jangan diulang kembali.
ps : teruntuk seorang teman yang pernah kukecewakan.
Maaf karena tidak pernah mengakui kesalahanku ini.
Maaf karena pernah mengabai, dan lupa untuk kembali.
Lalu menjauh dan tenggelam dalam rasa bersalahku.
You deserve a 'sorry'.