Minggu, 08 Januari 2017

How to be success!

Stop making an excuse for what you want!

Alasan utama kegagalan adalah karena kita memutuskan untuk gagal dari awal.

Kita merasa kita AKAN gagal.

Kira berpikir kita AKAN gagal.

Maka kita MENJADI seorang yang gagal di mata kita.

---

Alasannya?
 
Aku tidak cukup mampu (capable).
Tidak punya kesempatan.
Terkendala dengan bahasa.
Bukan berasal dari keluarga yang berada.
Tidak dikenal orang.
Bukan siapa-siapa.
Nggak akan didengar orang.

And i can do this for semaleman mungkin...


Jadi, nanti yang akan kulakukan adalah mengurangi berpikir
"Apakah aku harus melakukan ini?" 

Yang biasanya diikuti dengan 
"Kan aku ..."

Dan menggantinya dengan
"I Must Do It! Because ..."


---

So, mari kita lihat kedepan.
Dan kita lakukan.

Wanita-wanita penginspirasi!

Banyak sekali yang terjadi pada gue beberapa bulan kebelakang.
Banyak hal yang gue lihat. Banyak hal yang gue pelajari. Banyak hal yang gue lakukan.
Banyak hal yang gue pikirkan. 

Banyak hal yang ingin gue buat.

Hal itu membuat gue kehilangan minat untuk menulis.
Tulisan-tulisan gue berhenti hanya sampai di ide.

Namun, kemarin gue berkesempatan mengisi waktu libur gue dengan sesuatu yang membuat gue ingin segera menulis.

Gue bertemu dengan beberapa orang wanita.

.
Pertama, seorang wanita yang tampil dengan cukup sederhana. 
Blus, rok denim selutut, sepatu kets, dan di pundaknya disampirkan jaket untuk menghalau dingin. 

Awalnya gue tidak tau apa yang akan beliau sampaikan.
Tapi akhirnya, gue terkesima.
Alih-alih presentasi atau menjadi motivator, she shared stories.

Gue amazed karena beliau bekerja tidak asal berkarya, namun juga dapat menyajikan dengan baik, cerita di balik semua mimpinya di masa lalu.
Beliau juga merupakan orang yang cukup vokal. Berani merasa benar, dan karena memang beliau benar. Berani menegur yang salah. Berani berkata tidak. Berani mengambil resiko.

I wonder, akankah gue punya stories-behind-me, just like her.


.
Kedua, seorang wanita yang gue rasa memiliki consciousness yang tinggi.
Mini dress dan kets. Gue selalu suka style ini. Menampilkan bahwa gaya pun bisa tidak merepotkan. Well, mengingat adanya jargon beauty is pain...

Beliau banyak bertanya. Beliau banyak ingin tahu (dan menjelaskan alasan dibaliknya). Beliau cukup banyak mencecar. Namun beliau juga cukup banyak memberi support.
Dari beliau, gue diingatkan kembali bahwa gue harus bisa memulai. 
"Apa yang salah dengan mencoba?"

Gue melihat setitik jiwa gue didalam beliau. Banyak ingin tahu, namun lebih karena peduli atau memang penasaran, dan bukan asal kepo atau ingin mengumpulkan bahan untuk mencerca.

I wonder, akankah gue bisa sevokal beliau dalam mempertanyakan segala hal (just want to make sure gue jelas dengan segala hal tersebut).


.
Ketiga, seorang wanita yang melewati banyak proses, sehingga akhirnya menghargai mereka yang ingin berproses.
Kemeja santai, jeans, kets. Dengan semacam no-make up-make up-but-smile :) .

Pertemuan dengan wanita ini bukan yang pertama. Namun, ini kali pertama gue melihat dia berbicara di depan dengan sepenuh jiwa. Dia tidak berbicara dengan semangat yang berapi-api. Dia tidak menggunakan nada suara yang naik sekian oktaf. Dia tidak menyampaikan materinya dengan menggebu-gebu. 

Justru sebaliknya, dia berbicara cukup perlahan, dengan nada 1 oktaf lebih rendah, untuk memastikan apa yang dia sampaikan benar-benar dapat diterima dengan baik oleh audience. Berbicara dengan mata berbinar, dan napas yang menderu, dengan suara yang tercekat. 

Mendengar sedikit proses yang dia lalui, dan pencapaiannya saat ini, gue merasa salut bahwa dia berani keluar dari zona nyamannya.

I wonder, akankah dengan proses yang gue lalui sekarang, gue bisa menjadi speaker sepertinya.

.
Sebagai tambahan, dalam kegiatan tersebut, gue melihat 19 orang yang usianya tak jauh beda dari gue, memiliki mimpi yang tak jauh beda dari gue, tapi memiliki usaha yang 2, 3, bahkan 4 langkah lebih jauh dibanding gue. Mereka memulai dari hal yang kecil. Dari lingkungan terdekat mereka. Dari 1 tantangan kecil, dan dari 1 minggu pertama. Gue amaze dengan hasil yang mereka capai, sedang gue belum apa-apa.

.
Untuk itu, sekarang ini gue harus mulai memikirkan dengan benar. Mimpi apa yang ingin gue capai? 1, 5, 10, 20 tahun lagi. Akan jadi apa gue? Akan jadi seperti apa gue ingin dilihat orang?

... Dan yang terpenting, bagaimana gue akan mencapainya!




- Karena hanya ada 3 hal yang menghambat kita : SUNGKAN, GENGSI, DAN JAIM. -
LC