Senin, 31 Agustus 2015

BUKAN SKRIPSI NAMANYA,
KALAU TIDAK SUSAH.

BUKAN LIDYA NAMANYA,
KALAU TIDAK TAHAN BANTING.

Sabtu, 29 Agustus 2015

Bahagia

- Semua orang punya bahagianya sendiri. 
Jika berbicara tentang masa depan, tiap orang punya impiannya sendiri.


Pun ketakutan.
Tiap orang punya alasan untuk tidak melakukan sesuatu.
Atau bahkan untuk melakukan sesuatu. -



Dari bulan lalu, waktu gue balik ke rumah, topik yang paling hangat untuk diobrolin adalah tentang pekerjaan.

Tentang apa yang akan kami kerjakan kelak.
Tentang apa yang akan kami pilih atau yang sudah kami pilih.

Buat gue, gue ingin melakukan sesuatu yang membuat gue bahagia.
Gue ngga ingin jadi mesin uang.
Melakukan sesuatu hanya semata-mata untuk menghasilkan uang.

Menurut gue, usaha yang gue keluarkan untuk bekerja, tidak hanya pantas untuk dibayar dengan kertas rupiah semata.
Tapi juga rasa bahagia.

Rasa lelah gue pantas diganti dengan rasa puas dan bangga.
Waktu dan tenaga yang gue hasilkan, harus diganti dengan rasa nyaman dengan lingkungannya.

Gue bukan robot yang bisa disuruh-suruh.
Manusia adalah yang paling tinggi kodratnya, dari mahkluk ciptaan Tuhan yang lainnya.

Jadi, setidaknya meskipun kita harus hidup dalam realita,
tapi gue juga ngga mau mengenyampingkan ideologi gue. (kalaupun itu bisa disebut ideologi) 

#OneFilmADay(OrMore)


 

JOY. SADNESS. ANGER. DISGUST. FEAR

Beberapa hari yang lalu, gue nonton filem yang sangat bikin penasaran ini!
Dan yapp. I love Disney as much as i love Pixar!
They bring back my childhood memories...

Siapapun yang bikin filem ini menurut gue adalah orang yang cerdas.
Gue suka cara mereka menjawab pertanyaan semua orang dengan 'jawaban-konyol'.

Kenapa gue bilang jawaban konyol, karena tidak ada penjelasan ilmiah yang bikin otak kita tambah mumet mikirinnya. Haha

Sebagai orang yang terus penasaran, gue sering banyak nanya ke orang sekitar.
Dan sebenernya, karena gue juga agak-agak lola, makanya gue lebih seneng dikasih jawaban-konyol, yang sebenernya menjawab tapi dengan lebih sederhana. :)


Nah, filem ini sangat membantu gue mencerna apa yang terjadi di dalam sana ketika manusia sedang merasa galau atau gamang. 
Ditambah lagi, topik skripsi gue juga membahas tentang emosi (dalam bidang akademik tentunya).


Filem ini sangat bagus, dan tim creative-nya sangat kreatif!
Berkat filem ini, gue akhirnya pengen jadi seorang psikolog.
Psikolog yang mendalami tentang emosi.
Membantu orang-orang mengolah emosi mereka.



Emosi memang sejatinya muncul secara terpisah, namun mereka tidak selalu berdiri sendiri. Emosi negatif, tidak selamanya menghasilkan respon yang negatif. :)


#OneFilmADay(OrMore)

happy :)


nambah umur.
nambah dewasa.
nambah bijaksana.

nambah cerita.
nambah kangennya.

Kamis, 27 Agustus 2015

Dog Goes To Heaven


Lolongan anjing yang melengking.
Mereka tau ajal kan segera menjemput.

Tubuh mereka bergetar hebat.
Berusaha kabur, tak peduli lecet dari kalung rantai.


Pergi.
Mereka saling melolong.
Seakan memberi kode keberadaan satu sama lain.

Yang satu menangis. Lalu melemah.
Seketika, kuintip di balik tembok.
Darah segar mengalir dari lehernya.
Berontak pun tak kuasa.
Suaranya melemah dan menghilang.


Yang tinggal.
Tangisnya semakin kuat.
Lolongnya semakin menyayat.
Getarnya semakin hebat.
Ingin rasanya pergi, dan merengkuh.

Menenangkan mereka.
Membuat janji bahwa tak ada lagi tangis pilu kematian.

Rabu, 26 Agustus 2015

'chit-chat' is the new 'nge-blog'

Berbicara dengan orang baru tiap hari.
Memikirkan hal baru tiap hari.

Melakukan hal baru tiap hari.
Punya masalah yang berbeda tiap harinya.

Mengenal-lebih-dalam temanmu tiap hari.
Membuka-diri-lebih-banyak pada temanmu tiap hari.


Tidakkah kau lihat betapa menyenangkannya?


Melihat semangat yang berbeda tiap hari.
Melihat antusias yang sama dari tiap orang berbeda.

Mendapati bahwa dirimu tidaklah sama.
Mendapati bahwa dunia tidaklah bulat. Atau kotak.

Mendapati bahwa manis tidaklah selalu manis.
Dan pahit tidaklah selalu pahit.


Tidakkah itu menyenangkan?

Bagiku, YA.

Selasa, 25 Agustus 2015

aku butuh ruang dan waktu

Aku butuh ruang dan waktu
Untukku bergerak
Untukku bersua
Untukku berdiam diri

Cogito ergo sum!
Terlalu banyak berpikir
Berpikir terlalu banyak hal
Bahkan banyak hal tak penting dipikirkan

Even semester baru saja belum mulai,
Tapi sudah masuk tahap ‘kayaknya-24-jam-sehari-masih-kurang-deh’

Hingar...
Bingar...
Lagi-lagi
Aku butuh ruang

Aku butuh waktu

!

Menulis menjemukan.
Kadang aku hanya ingin bicara. 

Sabtu, 15 Agustus 2015

cherophobia


yahh. seperti balon yang hidup penuh oleh angin, dan lama kelamaan, pecah berantakan dengan angin meninggalkannya.

...

cerita tentang seorang bocah yang belajar,
bahwa ia tidak ingin terikat dengan dunia.

ia selalu menghapus foto-foto yang ada di telepon genggamnya, beberapa hari setelah diambil.
folder musiknya tak pernah bertahan sama selama seminggu.

ia berusaha untuk mencari teman baru, ketika ia sudah mulai melibatkan afeksi dalam hubungan pertemanannya. 
ia tak betah berlama-lama dalam satu situasi tertentu,

baginya, rasa nyaman adalah ancaman.
ketika ia sudah merasa nyaman, ia akan terpasung selamanya.
ia tak akan berusaha, bahkan ia tak akan mencoba.

rasa nyaman adalah musuh terbesarnya.

Selasa, 11 Agustus 2015

boom!

Kemaren, GORJESSH! pergi piknik untuk merayakan ulang tahun Sinta yang sudah kelewat lama. 


 


Semenjak sebulan yang lalu, kami sudah memutuskan untuk pergi berenang di Waterboom di Kampung Gajah. 
Semuanya (kecuali gue!) sangat excited untuk mencoba dua wahana air yang katanya cukup ekstrem.


Nyali gue emang selalu ciut kalo diajakin main sesuatu yang menguji adrenalin. Ditambah lagi karena gue gabisa berenang, jadi ketakutannya dobel-dobel.

ini namanya Tornado
Karena permintaan khusus dari Sinta, akhirnya gue (sangat) memberanikan diri untuk ikut naik. Yah, meskipun proses bujuk rayunya membutuhkan waktu hampir 5 menit. Terbukti, siapa yang teriakannya terdengar paling kenceng waktu naik wahana ini.

Waktu dilihat dari bawah aja udah berasa seremnya, apalagi pas udah naik sampe atas. Sensasinya ngga bisa ditulis dengan kata, tapi emang harus dirasain langsung. Soalnya, pas gue sudah meluncur, yang nyisa cuman rasa lemes doang. Berasa black out, lupa apa yang terjadi tadi. Haha  
kalo yang ini Octopus.

Katanya sih, Octopus ini ngga seserem Tornado. Tapi tetep aja ngeliat tinggi dan panjang wahananya, gue berasa mau pingsan haha terutama karena naik wahana ini harus sendiri-sendiri, dan ngga ada temen tandemnya.
Lagi-lagi, gue mau naik cuman karena ada social support dari mereka semua :')

Terus, abis puas lemes naik turun kedua wahana tadi, akhirnya kami menghabiskan waktu di kolam ombak. Daan, gue diajarin berenang sama Aul. Yeayy!
Kami berhenti setelah capek dan mabuk laut haha

Untuk turun dari Kampung Gajah ternyata ngga semudah naiknya.
Dengan kedinginan, sangat lapar, dan sangat lemas, kami berjalan sekitar setengah jam (kurang lebih 3 km) karena angkot yang ditunggu tak kunjung datang. Akhirnya kami diselamatkan oleh bapak taxi yang lewat dengan keadaan tepar dan kaki yang seperti sudah tak menapak. 

Kami memilih Yoshinoya buat tempat makan malem, dan menghabiskan makan kami dengan diam karena udah pada ngantuk. Saking lapernya, gue bahkan bisa menghabiskan menu yang sudah di up size!
Ngantuk dan capek bikin otak kami ngga kuat mikir, dan jadi kayak zombie, tak bernyawa.


Sampe dikosan, semua langsung pada tepar. 
Tapi setidaknya, kami cukup senang karena akhirnya bisa ngumpul full team lagi!

Yaah, selelah apapun, apasih yang enggak buat mereka! :D

:)

Suatu malam ...
"Kak, aku tuh pengen kemping, pengen naik gunung, seru deh kalo kesini, kesitu. Besok-besok kalo jalan, ajak-ajak yaakk. Hehe"
"Iyee"




Besoknya ...
"Lid, kalo sekarang aku mau ke BatuKuda, kamu mau ikut? Kalo mau siap-siap sekarang."
"Sekarang? Detik ini juga? Mauuu ...."
"Iya. Siap-siap sekarang. Aku bentar lagi nyampe sana ...."




Sorenya ...
"Kak, ada nggak yang pernah mati pas naik gunung?"
"Kenapa? berasa udah mau mati?"
"Enggak kok. huh hah. (hampir) hehe"




Selasa, 04 Agustus 2015

Jatuh cinta menurutku adalah .....

......

Ketika aku tak henti-hentinya tersenyum kepada suatu hal.

Sama seperti ketika aku mendapati sebuah film bagus yang menggugah, dan sensasinya bertahan cukup lama.

Seperti ketika aku bisa membayangkan apa yang ditulis oleh penulis dalam benakku, dan aku bisa menyambung alurnya sendiri.

Seperti ketika aku bersemangat menghabiskan malam, hanya untuk menonton cuplikan-cuplikan yang awam kulihat.

Dan seperti ketika aku melihat suatu warna, yang tak bisa kumengerti hanya dalam sekali pandang; pun tak bisa kugambarkan hanya dengan beberapa kalimat saja.


Ya, jatuh cinta pada seni adalah sesederhana itu.



ps : aku sedang jatuh cinta.
Jatuh cinta pada seni.
Mencintai karya, yang begitu tulus dan apa adanya.
Disadur langsung dari ide matang sang produser.
Ditambah percikan kreativitas sang editor.
dan voila, 'film' bisa menjadi media kata.
:)